Kades Cukanggenteng Ingin Fokus Membangun Desa, Ajak Warga Jaga Kekompakan

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Kepala Desa (Kades) Cukanggenteng, Rosiman, menegaskan bahwa polemik dengan Ketua RW 13 Yayat Hidayat hanya kesalahpahaman soal komunikasi internal. Ia mengklarifikasi bahwa pesan suara yang beredar bukan sindiran, melainkan bentuk perhatian terhadap koordinasi program bantuan rumah tidak layak huni milik Mak Itoh di RT/RW 02/13.

Saat ditemui di Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Rabu (15/10/2025), Rosiman menceritakan bahwa dirinya tidak menyangka masalah kecil itu berkembang besar. “Saya kaget karena awalnya hanya obrolan biasa. Saya cuma mengingatkan agar koordinasi antarperangkat tetap jelas,” ujarnya.

Rosiman menjelaskan, kejadian itu bermula ketika seorang anggota dewan tiba-tiba datang dan memberikan bantuan pribadi sebesar Rp10 juta kepada warga. Karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya, ia hanya ingin memastikan informasi tersebut tersampaikan dengan baik. “Saya ingin semuanya transparan. Tidak ada maksud menyinggung siapa pun,” tegas Rosiman.

Usai peristiwa itu, Rosiman langsung menemui Ketua RW dan keluarganya untuk meminta maaf. Ia menilai, komunikasi terbuka bisa mencegah kesalahpahaman lebih jauh. “Saya sudah minta maaf secara pribadi. Bagi saya, menjaga hubungan baik jauh lebih penting daripada memperdebatkan hal kecil,” katanya.

Rosiman mengaku siap mengikuti mediasi tingkat kecamatan yang akan digelar besok. Ia optimistis, proses itu dapat menyelesaikan masalah secara damai. “Saya yakin pertemuan besok membawa solusi terbaik. Asal semua pihak mau terbuka dan tidak ada yang menunggangi situasi,” ucap Kades.

Ia juga mengajak masyarakat tetap fokus pada pembangunan desa. “Kita harus kompak. Kalau sibuk bertengkar, siapa yang rugi? Warga sendiri,” katanya.

Kepala Desa Cukanggenteng Rosiman. Foto Lily Setiadarma

Menurut Rosiman, pemerintah desa kini sedang menuntaskan sejumlah program. “Masih banyak yang harus kita selesaikan. Saya ingin desa tetap maju dan warganya sejahtera,” tegasnya.

Pantauan di lapangan, roda pemerintahan Desa Cukanggenteng tetap berputar. Di BUMDes Berkah Cukanggenteng, Kampung Rancacangkuang RT/RW 04/09, warga terlihat sibuk mengelola lahan ketahanan pangan. Sebagian lainnya melanjutkan pekerjaan renovasi rumah dari program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni).

Warga penerima bantuan, Komasih, mengaku sangat terbantu dengan program tersebut. “Alhamdulillah rumah saya sudah bagus. Terima kasih kepada Pak Kades. Sekarang bisa tinggal lebih nyaman,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia berharap program bantuan serupa terus berlanjut agar warga lain juga merasakan manfaatnya. “Semoga desa terus membantu warga yang membutuhkan,” kata Komasih.

Ketua RT/RW 04/09, Acep Odang, juga memuji kinerja Kades Rosiman. “Pembangunan berjalan lancar. Jalan lingkungan, gang, dan rumah warga sudah banyak diperbaiki. Kami berharap desa tetap kondusif,” katanya.

Hal senada disampaikan tokoh masyarakat sekaligus mantan Kepala Desa Cukanggenteng, Asep Yuyu, yang menilai polemik antara Kades Rosiman dan Ketua RW 13 hanyalah miskomunikasi. “Sebenarnya ini hal kecil. Tidak ada pelanggaran berat atau tindakan pidana. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan,” ujarnya di Kampung Cimala.

Kandang ayam petelor milik BUMDes Berkah, Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu.

Menurut Asep, yang terjadi hanyalah perbedaan persepsi soal koordinasi bantuan. “Kalau dibicarakan baik-baik, pasti selesai. Tidak perlu melibatkan banyak pihak,” ujar Asep.

Ia juga menilai kinerja Kades Rosiman selama ini cukup baik. “Pembangunan meningkat. Banyak perubahan positif di desa. Saya kira masyarakat bisa menilai sendiri hasilnya,” jelasnya.

Ia berharap proses mediasi nanti benar-benar menjadi jalan keluar. “Biarkan Camat, Kapolsek, dan Danramil membantu menengahi. Kalau belum tuntas, nanti diserahkan ke Bupati,” sarannya.

Asep menegaskan bahwa tidak ada alasan hukum untuk menuntut Kades mundur. “Masalahnya bukan pelanggaran berat. Jadi tidak ada dasar untuk menuntut mundur. Yang penting semua kembali fokus membangun,” tegas Asep.

Menjelang mediasi, suasana Desa Cukanggenteng tetap tenang. Aktivitas warga berjalan normal. Para petani masih bekerja di sawah, pedagang tetap berjualan, dan anak-anak belajar seperti biasa. Meski isu sempat ramai di media sosial, mayoritas warga memilih bersikap netral.

Salah satu warga Rancacangkuang mengatakan, mereka hanya ingin perdamaian. “Yang penting para pemimpin rukun lagi. Kalau kompak, pembangunan jalan terus,” katanya.

Lily Setiadarma

Leave a Reply

News Feed