Wartaparahyangan.com
SUKABUMI — Pandemi corona (Covid-19) bukan hanya berdampak pada kehidupan masyarakat, dan perekonomian secara global. Wabah ini pun mampu mempercepat perubahan iklim di sektor pendidikan. Dimana iklim kegiatan belajar mengajar (KBM) yang semula didominasi klasikal menjadi non-klasikal atau dengan pembelajaran jarak Jauh.
Hal ini berdampak kepada berbagai hambatan karena banyak yang tidak siap dengan perubahan ini. Bahkan tidak sedikit yang mengalami kesulitan dalam memberikan pembelajaran pada anak didik. Ditambah dengan kemampuan pemahaman tenaga pendidik dan keterbatasan fasilitas.
Demikian dikatakan Dadang Somantri, SPd. Ketua K3S kecamatan Warung Kiara Kabupaten Sukabumi bahwa, sistem pembelajaran jarak jauh secara daring agar segera dihentikan. Dengan kata lain agar sistemnya kembali belajar secara tatap muka. Itupun tetap dengan melaksanakan protocol kesehatan secara ketat.
“Hampir setiap hari kami kedatangan orang tua siswa yang berharap agar sistem pembelajaran secara tatap muka. Yaitu siswa hadir kesekolah. “kata Dadang seraya menambahkan bahwa, KBM secara daring atau online diwilayah kecamatan Warung Kiara dirasakan banyak kendala secara teknis dan non teknis.
Yaitu tutur Dadang, kendala teknis adalah, adakalanya wilayah sekolah terpencil tidak ada sinyal yang tidak bisa tertangkap HP. Sementara kendala non teknis adalah, banyak orang tua siswa tidak punya HP. “Itulah kendalanya. Atau kadang oleh para siswa HP tersebut saat belajar daring dipakai untuk membuka aplikasi lain yang tidak ada kaitannya dengan KBM. “tutur Dadang.
Namun demikian, Dadang pun menyadari kaitan sistem KBM daring yang selama ini tetap dilaksanakan, karena Pandemi Corona belum sama sekali berakhir. Untuk itu Dadang berharap agar wabah corona yang telah melanda setahun belakangan ini akan segera berakhir dan KBM dilaksanakan di sekolah.
DENI