Kurangi Angka Pengangguran, Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Diklat Bidang Garmen

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) bidang garmen di RM. Riung Panyaungan Jalan Raya Banjaran-Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (17/7/2024).

Kegiatan yang dibuka Bupati Bandung Dadang Supriatna diwakili Kepala Disnaker Kabupaten Bandung H. Rukmana, didampingi Kabid Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja, D. A. Hidayat itu diikuti 100 peserta dari 5 Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta.

Menurut Rukmana, Diklat tersebut dilaksanakan selama 30 hari hingga tanggal 21 Agustus mendatang. mereka selanjutnya mengikuti uji kompetensi Kamis-Jumat (22-23/8/2024), dilanjutkan pemagangan di perusahaan industri garmen selama 25 hari.

“Diklat ini kita laksanakan bekerja sama dengan 5 LPK swasta yang ada di Kabupaten Bandung,” kata Rukmana seraya menyebutkan 5 LPK itu, yakni LPK Modestien, LPK Ishlah, LPK Yani 20, LPK Karya Mandiri, dan LPK Bina Essa.

Rukmana menjelaskan, diklat tersebut merupakan salah satu upaya dalam menindaklanjuti kebijakan Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Bandung.

“Selain itu, juga untuk memberikan kesempatan bekerja kepada generasi muda yang siap kerja dan memiliki keahlian di bidang tekstil dan garmen yang saat ini Kabupaten Bandung dan Indonesia umumnya menjadi pasar potensial produk-produk tekstil,” ungkap Kadisnaker.

Rukmana juga menyebutkan, angka pengangguran di Kabupaten Bandung sebetulnya relatif kecil, yakni 6,52% dari jumlah angkatan kerja sebanyak 1,8 juta jiwa, atau sekitar 117.000 jiwa. Namun begitu pihaknya terus berupa menekan angka pengangguran tersebut, karena hal itu menjadi salah satu Indikator Kinerja Daerah (IKD).

“Dinas Ketenagakerjaan mengambil kebijakan ketenagakerjaan bagaimana mempersiapkan angkatan kerja untuk memiliki kompetensi sesuai dengan lapangan kerja yang ada di Kabupaten Bandung,” jelasnya.

“Kebetulan, Kabupaten Bandung adalah daerah industri, yang 70% merupakan industri tekstil dan garmen,” ujar Rukmana.

Di tempat yang sama, Kabid Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja, D. A. Hidayat, mengungkapkan diklat tersebut bertujuan untuk membekali para pencari kerja agar mereka mempunyai kompetensi di bidangnya.

“Setelah dilatih selama 30 hari, para peserta diklat yang merupakan lulusan SMA/SMK/sederajat berusia 18-25 tahun ini, akan mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang punya legitimasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi,” tutur Hidayat.

Ia berharap para pencari kerja memiliki kompetensi dan keahlian, selain punya wawasan yang luas, serta sikap dan etika yang baik. “Sebab modal dalam bekerja itu bukan hanya keterampilan, tapi juga attitude,” katanya.

Lily Setiadarma