Lanjutkan Tahap Pembangunan, Proyek PLTP Patuha 2 Lakukan Uji Alir Sumur Kedua

Sosialisasi Proyek GeoDipa Pathua 2 di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

WartaParahyangan.com

BANDUNG – PT Geo Dipa Energi (Persero) “GeoDipa” melakukan uji alir sumur (well testing) untuk sumur kedua yaitu PTH-V-7B pada Rabu (1/6), setelah sebelumnya GeoDipa selesai melaksanakan uji alir sumur pertama PTH-V-7A.

Uji alir sumur tersebut dilakukan sebagai proses pengukuran parameter fisik dan kimia guna mengetahui kapasitas potensi masing-masing sumur panas bumi setelah dilakukan pemboran, sehingga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Bumi Patuha 2 itu benar-benar teruji.

Dalam pelaksanaannya, GeoDipa memastikan seluruh warga masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah kerja mengetahui dan memahami kegiatan uji alir sumur ini.

Untuk itu, GeoDipa melakukan sosialisasi uji alir sumur kepada masyarakat di tiga kampung sekitar, yaitu Kampung Kendeng, Kampung Babakan, dan Kampung Pasirwaas yang terletak di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Rabu (25/5) dan Jumat (27/5).

Project Manager 2 PT GeoDipa Energi Ahmad Riyan, menuturkan, setelah dilakukan sosialisasi terus menerus, sekitar satu bulan sekali bertemu masyarakat, secara umum mereka dapat memahami keberadaan proyek tersebut.

“Kepada warga kami juga memberikan sejumlah petunjuk. Contohnya, jika terjadi keadaan darurat seperti gas release, warga harus berlari berlawanan arah angin,” kata Ahmad Riyan.

Uji alir sumur kedua tersebut berlangsung secara aman dan terlaksana sesuai prosedur yang telah ditetapkan, dimulai sejak pukul 09.00 hingga pukul 13.00 WIB dengan kondisi cuaca cerah. Juga masyarakat di sekitar wilayah kerja dikondisikan untuk berhenti beraktivitas selama beberapa jam.

Uji alir sumur panas bumi proyek PLTP Patuha 2.

Menurut Ahmad Riyan, saat ini pemerintah terus berupaya dalam memaksimalkan penggunaan energi bersih melalui pengembangan panas bumi, salah satunya melalui pembangunan Proyek PLTP Patuha 2 dengan kapasitas 55 MW yang ditargetkan selesai pembangunannya pada 2024.

Sementara itu, Kosasih, salah seorang warga setempat yang sehari-harinya bertani/berkebun teh, menuturkan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan adanya penghentian aktivitas bertaninya untuk beberapa jam, karena sudah dua kali mengalaminya.

“Kalau saya sih tidak masalah jika beberapa jam tidak ke kebun. Yang penting kami selamat dari potensi bahaya. Kami maklum,” katanya.

Lily Setiadarma