Lima Pendekar Sukabumi Bawa Silat Maung Bodas ke Negeri Singa

WartaParahyangan.com

‎KOTA SUKABUMI – Siapa sangka, dari sebuah padepokan sederhana di Kota Sukabumi, lahir para pendekar yang kini menjejakkan langkah di panggung internasional. Lima pelatih Sang Maung Bodas aliran silat khas Sukabumi yang diasuh oleh Kyai Fajar Laksana resmi diberangkatkan untuk melatih di Singapura dan Malaysia.

‎”Perjalanan kami tidak sebentar. Butuh belasan tahun menjaga tradisi, mengajarkan filosofi, dan menanamkan karakter. Kini waktunya silat Sukabumi dikenal dunia,” ujar Prof. KH. Fajar Laksana saat melepas ke 5 pelatih silat tersebut di Ponpes Modern Dzikir Alfath Kota Sukabumi, Kamis (13/11/2025).

Pelepasan 5 pelatih silat tersebut merupakan rangkaian dari acara Pencak Silat Day Alfath 2025. Dalam acara yang dilaksanakan hingga akhir November 2025 itu juga digelar festival pencak silat khas Aliran Sang Maung Bodas, Maen Bola Leungeun Seneu dan Adu Lisung Tingkat Nasional, serta peluncuran buku Pencak Silat Aliran Sang Maung Bodas, Talkshow dan Saresehan Pencak Silat Silih Wawangi.

‎Para pelatih silat itu akan berada di Grasio Sports Silat School Singapura hingga akhir Desember mendatang. Mereka dipercaya mengajarkan jurus baku IPSI, jurus kreatif, serta permainan bola bersenjata — seluruhnya telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.

‎Lebih dari sekadar olahraga, silat versi Sang Maung Bodas mengandung nilai spiritual dan kebangsaan yang kuat. “Silat bukan hanya jurus dan gerakan. Ini tentang kesabaran, keberanian, dan tanggung jawab. Itulah mengapa TNI dan Polri pun menjadikannya bagian dari pembinaan karakter,” terang Kyai Fajar.

‎Menariknya, kiprah internasional ini juga membuka ruang kesejahteraan baru bagi para pelatih. Mereka mendapat fasilitas lengkap dan penghasilan mencapai Rp16 juta hingga Rp40 juta per bulan. “Silat kini tak hanya menjaga budaya, tapi juga membuka peluang ekonomi,” tambahnya.

‎Ketua IPSI Kota Sukabumi, H. M. Muraz, menilai langkah ini menjadi momentum penting untuk mengangkat Sukabumi sebagai pusat silat dan budaya. “Ketika silat berkembang, wisata ikut bergerak. Banyak turis datang bukan hanya melihat, tapi ingin belajar langsung,” ujar mantan Wali Kota Sukabumi itu.

‎Ia menyebut Sang Maung Bodas kini tengah mengusulkan tiga unsur budaya jurus khas, pakaian tradisional, dan upacara adat Mapag Kaul Agung untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. “Ini akan memperkuat identitas Sukabumi sebagai kota budaya,” jelas Muraz.

‎Dari padepokan di tanah Sunda, gema jurus silat kini bergema hingga Singapura dan Malaysia. Sukabumi perlahan menegaskan diri bukan hanya kota santri, tapi juga kota yang mengirimkan nilai-nilai luhur bangsa ke panggung dunia.

Jenal

Leave a Reply