Menko Marves Apresiasi Penampilan “Kenduri Pesisir” dan “Water Island” di Marine Spatial Planning & Services Expo 2023

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama para penari dan koreografer “Kenduri Pesisir” dan “Water Island” seusai membuka Marine Spatial Planning & Services (MSPS) Expo 2023 di Pullman Jakarta Central Park, Selasa (19/9/2023).

WartaParahyangan.com

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi karya Seni Maritim ISBI Bandung pada pembukaan Marine Spatial Planning & Services (MSPS) Expo 2023 di Pullman Jakarta Central Park, Selasa (19/9/2023).

“Seni Maritim sebagai produk hasil riset budaya maritim Indonesia merupakan karya seni dengan gagasan, pengetahuan, dan semangat kemaritiman yang dikemas dengan estetika seperti ini patut diapresiasi,” kata Luhut.

Menurut Menko Marves, ke depan karya-karya seperti ini harus terus dilanjutkan karena akan menginspirasi banyak orang terkait kemaritiman dan budaya maritim yang ada di dalamnya.

Dua judul karya yang ditampilkan “Kenduri Pesisir” dan “Water Island” karya Dosen ISBI Bandung, Yanti Heriyawati itu terinspirasi dari pendekatan atas tema MSPS Deklarasi Juanda dan Kedaulatan Kemaritiman.

Menurut Yanti, “Kenduri Pesisir” mengkonstruksi karya tari dan musik rakyat pesisir dalam konteks pesta atau kenduri, dielaborasi melalui motif tradisi dan modern dalam kemasan seni kontemporer.

“Sementara yang khas dari karya ‘Water Island’ pada tampilan Rizki Ferry Ramdani sebagai penata musik sekaligus menyanyikan lagu dengan syair ‘Bumi Tempat Bertumbuh, Air Sumber Kehidupan, Bahari, Akal Budi Jiwa Raga, Maritim, Kunci Peradaban Nusantara’,” kata Yanti.

Yanti juga menyebutkan, dua koreografer Neng Wina Resky Agustina dan Budi melakukan transfer knowledge kepada penari yang masih siswa SMP dan SMA yakni Aretra Akarliana, Putri Alysha Sabrine, dan Agung Juanda.

“Pengalaman bergerak dan menari menjadi proses melatih kepekaan rasa dan daya apresiasi terhadap seni budaya. Dari sisi tema juga menjadi proses literasi kemaritiman Indonesia terhadap generasi muda,” ungkapnya.

Landcape budaya maritim, kata Yanti, digambarkan melalui tayangan dokumentasi hasil riset. Fariz M Fadilah sebagai tim dokumentasi membuat pengemasan dokumentasi tentang laut, pesisir dan aktivitas masyarakat penyangganya untuk menunjukkan kekayaan keragaman Nusantara.

Terpisah, Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir, Muh Rasman Manafi, menjelaskan pelaksanaan MSPS yang telah dilakukan secara berkelanjutan tahun ini mengangkat tema “Estafet Deklarasi Djuanda Menuju Kedaulatan Kemaritiman Indonesia”.

Rasman menjelaskan, MSPS kali ini cukup unik karena ada proses integrasi nilai yang ditanamkan. Karena itu penataan ruang laut perlu ditanamkan melalui konsep ASTAGATRA di mana ideologi, sosial, dan budaya tumbuh di atas ruang laut yang perlu dikelola sebagai fondasi pembangunan.

“Jadi tidak hanya mempertimbangkan sisi ekonomi saja, tetapi secara komprehensif membidik roh dari potensi kemaritiman,” ujarnya.

Asep R. Rasyid