WartaParahyangan.com
BANDUNG – Sejumlah objek wisata di wilayah Bandung selatan terkena dampak kemarau panjang, terlebih obyek-obyek wisata yang mengandalkan ketersediaan sumber air yang cukup. Seperti objek wisata Kolam Renang Air Panas Walini dan Dusun Stroberi di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Di pemandian air panas Walini, penurunan debit airnya mencapai 30 persen, dan ini berdampak juga pada penurunan jumlah wisatawan, sekalipun secara umum kunjungan wisatawan ke obyek wisata itu masih cukup ramai.
“Memang ada penurunan kunjungan wisatawan sekitar 10 persen. Tapi saya kira ini masih relatif normal,” ujar Kepala Unit Agro Wisata Walini, H. Ade Yuyun, saat ditemui di lokasi agro wisata tersebut, Minggu (8/10/2023).
Menurut Ade Yuyun, penurunan debit air panas di kolam renang Walini memang disebabkan kemarau panjang yang hingga saat ini masih terjadi. Ini berdampak pada pengisian air kolam yang biasanya mengisi full cukup 8 jam, sekarang butuh 10 jam agar kolam bisa penuh terisi air panas yang bersumber dari panas bumi Gunung Patuha, dan ini merupakan satu-satunya sumber mata air panas yang ada di agro wisata Walini.
“Untuk kadar atau kualitas air, masih tetap panas, bahkan di musim kemarau ini air kolam renang Ciwalini terasa sedikit lebih panas, mungkin karena pengaruh musim kemarau,” ujar Ade seraya berharap musim hujan segera tiba, sehingga kondisinya bisa kembali normal.
Dusun Strobery Tetap Memikat
Kemarau panjang juga berdampak terhadap tanaman stroberi yang menjadi ikon obyek wisata Dusun Stroberi di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali. Apalagi memang kebun stroberi masih tergantung pada cuaca.
“Tanaman stroberi ‘kan butuh penyiraman yang rutin, di samping perawatan lainnya. Tapi di musim kemarau yang berkepanjangan ini, sumber air untuk penyiraman itu mulai berkurang, bahkan ada mata air yang biasa kami gunakan, kini kondisinya kering,” ungkap Wakil Owner Dusun Strobery, H. Uus Suryana.
Karena itu, lanjut Uus, pihaknya berupaya seoptimal mungkin melakukan penataan agar Dusun Stroberi tetap memikat wisatawan, sehingga mereka bisa menikmati agro wisata tersebut. Seperti menambah spot-spot selfi, merawat tanaman stroberi, dan memberikan pelayanan terbaik.
“Sejauh ini kunjungan wisatawan masih ramai, meskipun jumlahnya agak menurun dibandingkan kondisi normal. Mudah-mudahan saja kemarau segera berakhir,” katanya.
Lily Setiadarma