WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Pengelola objek wisata Glamping Lakeside dan Perahu Pinisi Resto Situ Patenggang Kabupaten Bandung, Marcelinus memastikan pada malam pergantian tahun sekarang pihaknya meniadakan semua rangkaian pesta termasuk tidak ada pesta kembang api.
Untuk kali ini, kata Marcelinus, semua perayaan ditiadakan sebab menyesuaikan dengan aturan pemerintah.
“Biasanya kita ngadain rame-ramean, tapi sekarang enggak ada, karena menyesuaikanlah, untuk okuvansi juga kita kurangi, emang dari dulu kita kurangi, cuma lima puluh persen saja,” ujar Marcell.
Selama pandemi covid-19 ini, Marcell mengatakan aturan protokol kesehatan di area wisatanya sangat diperketat, baik itu untuk pengunjung maupun pegawai.
“Malah ada ketentuan di kita mah, kalau yang kerja nggak pakai masker, walaupun gampang tinggal ngambil atau tinggal minta, ya saya suruh pulang si pegawai itu,” jelasnya.
Marcell mengingatkan agar para pengunjung bisa bekerjasama untuk menjaga protokol kesehatan, agar tercipta wisata aman, nyaman, dan sehat.
“Alangkah lebih baiknya kalau mereka swab antigen, itu bukan keamanan untuk lokasi saja, tetapi untuk diri sendiri juga saudara keluarga, kan kalau positif kasihan yang lainnya, kalau saya sih sarankan yang diutamakan harus sehat dan bahagia,” pungkasnya.
KAWAH PUTIH
Sementara di tempat terpisah Duty Manajer Objek Wisata Kawah Putih, Ari Kurniawan mengatakan setiap tahun di area wisata Kawah Putih tidak pernah ada pesta perayaan malam tahun baru, pasalnya jam operasional yang diberlakukan adalah dari pukul 07.00-17.00 WIB, jadi ketika pemerintah melarang perayaan tahun baru, tidak akan banyak berpengaruh pada potensi kunjungan wisatawan.
Untuk persiapan menyambut libur natal dan tahun baru ini, secara keseluruhan tidak ada persiapan khusus. Hanya saja, di seluruh lokasi wisata Perhutani, setiap pelaksanaan libur panjang selalu diberlakukan tarif tuslah. Dimana harga tiket akan naik dari hari libur biasanya.
“Jadi setiap musim libur lebaran atau libur natal dan tahun baru itu selalu ada kenaikan tarif yang akan kita berlakukan agak mendadak, nanti sekitar tanggal 23-24 itu kita mulai kenaikan tarif, dari harga tiket biasa 27 ribu menjadi 30 ribu, dan tiket terusan dari 38 ribu menjadi 40 ribu,” jelas Ari.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menekan jumlah pengunjung agar tidak membludak terutama karena masih ada pembatasan di tengah pandemi covid-19. Selain itu, hal tersebut juga merupakan kebijakan dari pihak perusahaan yang dimaksudkan untuk mengakomodir beberapa kebutuhan tambahan di masa libur panjang.
“Biasanya kalau libur panjang kan kita butuh tenaga tambahan, juga tambahan untuk pengamanan lokasi dan biaya-biaya lain yang tak terduga, itu diakomodir dari tarif tuslah itu,” katanya.
Pada saat pandemi covid-19 ini, pihak pengelola lebih fokus terhadap pengelolaan e-ticketing, sehingga para pengunjung bisa melakukan pembayaran secara cashless sesuai anjuran pemerintah.
Untuk batas jumlah pengunjung sendiri, Ari mengatakan pembatasan disesuaikan dengan anjuran Kemenpar yaitu sebanyak 7500 orang.
“Kalau kunjungan disini rata-rata si pengunjung cuma bertahan selama dua jam, jadi rotasinya cepat, sehingga itu masih dianggap aman,” kata Ari Kurniawan
Lily Setiadarma