Paguyuban Pelaku Pariwisata Bandung Selatan Ajak 600 Anak Yatim dan Dhuafa Wisata Sosial ke Wayang Windu

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Sebanyak 600 anak yatim dan dhuafa dari 12 kecamatan di Kabupaten Bandung merasakan kebahagiaan Ramadan dalam kegiatan sosial bertajuk “Ngabus Burit ke-5”, yang dilaksanakan Paguyuban Pelaku Pariwisata Bandung Selatan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bandung.

Mereka mengunjungi kawasan alam Wayang Windu Panenjoan di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Minggu (23/3/2025).

Kegiatan sosial tahunan bertema “Saba Gunung Mapay Lembur” itu bertujuan untuk menghadirkan kebahagiaan bagi anak-anak yatim dan dhuafa, sembil memperkenalkan keindahan destinasi wisata lokal, selain sebagai bentuk kepedulian sosial dari para pelaku pariwisata yang tergabung dalam paguyuban tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, H. Wawan A. Ridwan, saat melepas kegiatan “Ngabus Burit ke-5” menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergi positif antara pemerintah dan pelaku usaha pariwisata.

“Ini merupakan kegiatan Ngabus Burit yang kelima, hasil kolaborasi antara Disbudpar dan para pelaku pariwisata. Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, kita berupaya untuk tetap peduli terhadap sesama, khususnya anak-anak yatim dan dhuafa. Meski kita tengah menjalani aktivitas usaha, namun kita bisa menyisihkan rejeki untuk berbagi kebahagiaan. Semoga ini menjadi amal jariyah yang membawa keberkahan bagi kita semua,” tuturnya.

Ia berharap kegiatan itu mampu menumbuhkan kepekaan sosial di kalangan pelaku pariwisata. Dengan demikian, sektor pariwisata di Kabupaten Bandung dapat tumbuh secara inklusif dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

Sementara itu, Ketua Panitia Ngabus Burit ke-5, Asep Tantan Jauhari, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah dipersiapkan dengan matang oleh gabungan pelaku wisata. Seluruh rangkaian kegiatan dilakukan secara sukarela sebagai bentuk tanggung jawab sosial komunitas pariwisata.

“Kami menyelenggarakan acara ini dengan penuh semangat dan sukacita. Ini adalah tahun kelima kami melaksanakan kegiatan Ngabus Burit. Dengan mengusung tema Saba Gunung Mapay Lembur, kami ingin mengajak anak-anak untuk mengenal potensi wisata lokal, bermain bersama di alam terbuka, dan tentunya mendapatkan kebahagiaan,” kata Tantan kepada wartaparahyangan.com di Soreang.

Tantan menambahkan, sebanyak 12 unit bus disediakan untuk mengangkut para peserta dari berbagai kecamatan. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Katapang, Kutawaringin, Pameungpeuk, Ciparay, Ibun, hingga Solokanjeruk. Hal ini menjadi bukti bahwa kegiatan ini melibatkan elemen masyarakat secara luas.

Sejak pagi, anak-anak berkumpul di Bale Rame, Soreang, sebagai titik awal pemberangkatan. Seluruh peserta kemudian diberangkatkan menuju kawasan Wayang Windu Panenjoan, sebuah objek wisata alam di Pangalengan yang terkenal dengan keindahan hamparan kebun teh dan spot foto menarik.

Ketua Panitia Ngabus Burit 5, Asep Tantan Jauhari.

 

Tidak hanya menikmati panorama alam, anak-anak juga mengikuti berbagai kegiatan seperti foto bersama, pengambilan video dokumentasi, serta sesi edukasi ringan tentang lingkungan.

Penasehat kegiatan, Iyus Bule, menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran acara. Menurutnya, kebahagiaan terpancar dari wajah anak-anak peserta sejak keberangkatan hingga tiba di lokasi wisata.

“Alhamdulillah, kegiatan Ngabus Burit ke-5 ini berlangsung lancar. Kami berangkat sejak pukul 08.00 WIB dari Bale Rame, lalu menuju kawasan Wayang Windu. Anak-anak sangat antusias dan senang. Ini menjadi momen yang indah untuk berbagi kebahagiaan sekaligus mempererat silaturahmi antara pelaku pariwisata dan masyarakat,” ucap Iyus.

Setelah menikmati suasana di Wayang Windu, rombongan melakukan jeda kegiatan untuk menunaikan salat dzuhur berjamaah di kawasan Kopi Gunung 3. Usai beribadah, seluruh peserta kembali ke Bale Rame untuk mengikuti rangkaian acara puncak.

Acara puncak yang digelar menjelang waktu berbuka puasa diisi dengan kegiatan sosial seperti pembagian takjil, nasi box, santunan anak yatim, serta penampilan live musik dan tausiah Ramadan. Kegiatan ini tidak hanya menyentuh sisi spiritual, tetapi juga memberikan hiburan yang positif bagi para peserta.

Salah satu panitia, Euis Nurjana, S.Pd., MM.Pd., menyebutkan bahwa antusiasme peserta luar biasa. Ia merasa bangga bisa turut berkontribusi dalam kegiatan ini.

“Kegiatan rutin Ngabus Burit ke-5 ini sangat menginspirasi. Alhamdulillah, kami bisa mengumpulkan peserta dari 12 kecamatan. Anak-anak semua senang, bahkan dari awal perjalanan mereka sudah menunjukkan antusias tinggi. Ini menunjukkan bahwa acara seperti ini sangat dibutuhkan,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Tour Leader Bus 7, Asri Rosita Habsari, mengungkapkan bahwa anak-anak dari wilayah Kecamatab Pameungpeuk, Cimaung, dan Arjasari yang dibawanya tampak bahagia mengikuti setiap rangkaian acara. Ia menyebut bahwa sesi foto, video, serta makan bersama menjadi momen yang paling dinantikan.

“Anak-anak sangat menikmati kegiatan ini. Selain itu, momen solat berjamaah di tengah perjalanan juga memberikan kesan mendalam. Puncaknya nanti akan ada pembagian santunan dan hiburan yang mereka tunggu-tunggu,” jelasnya.

Sementara itu, Ayung Anisa, tour guide dari Bus 8 yang mendampingi rombongan siswa dari SMPN 2 Katapang, mengatakan bahwa program ini sangat tepat untuk anak-anak usia remaja.

“Kami dari rombongan SMP 2 Katapang sangat menikmati kegiatan ini. Anak-anak jadi bisa refreshing sambil mendapat pembelajaran sosial dan spiritual. Semoga kegiatan ini terus berlanjut setiap tahun,” katanya.

Secara keseluruhan, acara Ngabus Burit ke-5 ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pelaku pariwisata dan pemerintah daerah mampu memberikan dampak positif secara langsung kepada masyarakat. Tidak hanya sebagai bentuk promosi wisata lokal, tetapi juga sebagai wujud empati dan tanggung jawab sosial terhadap sesama.

Dengan menggabungkan unsur wisata, spiritualitas, serta kepedulian sosial, acara ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang lebih besar dan menjangkau lebih banyak anak-anak di masa mendatang.

Lily Setiadarma

Leave a Reply