Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Pacira Fokus ke TPT dan Drainase, Bukan Jalan Raya

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Refocusing anggaran membuat pembangunan infrastruktur di wilayah Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira), Kabupaten Bandung, tidak menyentuh perbaikan jalan raya.

Karena itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sarana Prasarana (Sapras) Dinas PUTR Kabupaten Bandung tahun ini memfokuskan pengerjaan pada pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) dan drainase.

Kepala UPT PUTR Sapras Ciwidey, Jajang Supendi, S.A.P., menjelaskan bahwa proyek fisik jalan belum masuk tahap pelaksanaan. Hal ini terjadi karena pengurangan alokasi dana masih berlangsung di tingkat pemerintah kabupaten.

“Pemerintah belum menetapkan anggaran final. Refocusing masih berjalan, jadi proyek jalan belum kami mulai,” ujar Jajang kepada wartaparahyangan.com saat dihubungi Kamis (12/6/2025).

Meskipun proyek jalan tertunda, tim UPT tetap menjalankan pembangunan TPT di empat lokasi. Keempat titik itu berada di Desa Rawabogo, Cikoneng, Margamulya, dan satu titik tambahan di kawasan Rancabali.

“Kami sudah bangun TPT di tiga desa, dan satu lagi sedang kami bahas di Rancabali,” katanya.

Jajang menyebutkan, pembangunan drainase juga berjalan di dua titik penting, yaitu Sugihmukti dan Lio Mekarmaju. Kedua lokasi tersebut sering mengalami genangan air saat hujan deras tiba.

“Sugihmukti dan Lio kami prioritaskan karena rawan tergenang air. Kami ingin mencegah kerusakan lebih lanjut,” jelas Jajang.

Saat ditanya soal total anggaran, Jajang belum bisa memberikan angka pasti. Penentuan dana sepenuhnya berada di bidang perencanaan di tingkat dinas. “Kami tidak pegang data nominal. Semua anggaran ditentukan oleh bidang perencanaan,” katanya.

Meskipun demikian, Jajang menegaskan bahwa lokasi-lokasi pembangunan dipilih berdasarkan urgensi. Timnya menerima laporan dari pemerintah desa, kemudian meninjau langsung ke lapangan sebelum menetapkan prioritas.

“Kami survei langsung. Kalau ada potensi longsor atau jalan bisa terputus, maka kami utamakan lokasi itu,” ujarnya.

Di lapangan, tim UPT menemukan banyak titik rawan longsor. Beberapa TPT dibangun untuk mencegah jalan tergerus air hujan. Kondisi seperti ini kerap terjadi di kawasan berbukit yang memiliki kemiringan curam.

“Kalau kami biarkan, bisa terjadi longsor. Jadi harus kami tangani dulu TPT-nya,” ujar Jajang.

Mengenai jalan rusak, Jajang mengungkapkan bahwa 85 persen jalan kabupaten di wilayah Ciwidey sudah dalam kondisi mantap. Jalan-jalan yang belum mantap tetap masuk daftar pemeliharaan rutin.

“Secara umum kondisi jalan baik. Sisanya masih kami rawat secara bertahap,” terangnya.

Contoh ruas jalan di Cilutung yang menuju Rawabogo mengalami kerusakan berat. Jalan tersebut menjadi akses vital, namun belum bisa diperbaiki secara total tahun ini. “Kami sudah catat Cilutung. Jalan itu memang parah, tapi belum bisa langsung kami tangani karena menunggu giliran prioritas,” katanya.

Jajang juga menyampaikan bahwa UPT sedang mengerjakan ruas jalan Kenenglonok–Paranggong. Jalur sepanjang 4 kilometer itu menghubungkan Kabupaten Bandung dengan wilayah Cianjur dan Garut.

“Jalan Kenenglonok–Paranggong sedang kami bangun. Jalur ini sangat penting sebagai penghubung antarwilayah,” tegasnya.

Jalur tersebut sebelumnya hanya berupa tanah dan bebatuan. Dalam kondisi hujan, kendaraan sulit melintas. Proyek ini bertujuan membuka akses ekonomi dan sosial ke wilayah perbatasan.

“Kami ingin warga perbatasan lebih mudah mengakses pusat ekonomi. Jalan ini membuka peluang usaha dan mobilitas barang,” jelas Jajang.

Terkait rencana jangka panjang, Jajang berharap pembangunan infrastruktur di wilayah Pacira tetap menjadi prioritas pemerintah daerah. Ia menilai pembangunan jalan, drainase, dan TPT akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Pacira punya potensi besar, baik pertanian maupun pariwisata. Infrastruktur yang baik akan memperkuat semua sektor itu,” ujarnya.

Dalam menghadapi keterbatasan dana, Jajang mengajak masyarakat untuk bersabar dan memahami kondisi. Pemerintah tetap berkomitmen melayani, meskipun pelaksanaannya berlangsung secara bertahap.

“Kami tidak diam. Semua usulan kami tampung dan urutkan berdasarkan urgensi. Mohon warga bersabar,” pungkasnya.

Lily Setiadarma