WartaParahyangan.com
BANDUNG – Open Ceremony (Pembukaan) City Sanitation Summit (CSS) XXI Tahun 2023 digelar di Gedong Budaya Soreang (GBS) Kabupaten Bandung, Kamis (15/6/2023).
Pembukaan CSS XXI/2023 ini dihadiri Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan PMK RI Ir. Yohanes Baptista Satya Sabanugraha, M.Eng., dan Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Sugito, S.Sos., M.H.
Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna sebagai tuan rumah serta Ketua Umum Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) yang juga Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, turut menyambut para tamu undangan dan para peserta CSS XXI/2023 yang terdiri dari sejumlah kepala daerah dan perwakilannya.
Bupati mengucapkan selamat datang kepada para peserta CSS ke-21 tahun 2023 ini dan berharap kegiatan ini mampu meningkatkan ikatan silaturahmi antar daerah dalam satu bingkai yaitu NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
“Kami merasa bersyukur dan bangga mendapatkan sebuah kehormatan dapat menjadi tuan rumah pelaksanaan CSS XXI tahun 2023 ini,” tuturnya.
Dadang berharap melalui kegiatan CSS ini mampu membangun kolaborasi dan inovasi untuk menghadirkan sanitasi yang lebih baik, yakni sanitasi yang memenuhi persyaratan kesejahteraan dan juga berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Dadang juga menyampaikan potensi Kabupaten Bandung dihadapan tamu undangan dan para peserta CSS XXI/2023.
“Memperhatikan potensi, permasalahan, peluang dan dinamika kehidupan masyarakat Kabupaten Bandung, visi kami ke depan adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Bandung yang Bedas (bangkit, edukatif, dinamis, agamis dan sejahtera),” tutur Dadang.
Potensi yang dimiliki Kabupaten Bandung, lanjut Dadang, antara lain di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, panas bumi, pariwisata, serta seni dan budaya.
“Dalam konsep pengembangan wilayah baik di kabupaten dan kota, sanitasi menjadi aspek yang sangat penting. Bahkan sedemikian pentingnya sanitasi menjadi ukuran yang kasat mata maju tidaknya suatu daerah,” kata Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Kang DS menyebutkan, pihaknya di Kabupaten Bandung terus berupaya membenahi strategi sanitasi serta terus mendukung terwujudnya layanan sanitasi dan mengubah perilaku atau pola hidup masyarakat yang menyeluruh hingga ke pelosok desa.
“Capaian sanitasi Kabupaten Bandung saat ini adalah akses 93,43 persen, akses air bersih 87,55 persen, dan volume sampah yang terkelola 74,93 persen,” katanya.
Karena itu pula Kabupaten Bandung mendapat penghargaan 100 persen ODF (Open Defecation Free) pada 2022 dari Gubernur Jawa Barat. “Pencapaian tersebut diraih melalui sinergi dan kolaborasi dengan unsur pentahelix serta penguatan pemerintah desa,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Kang DS mengajak kepada para peserta CSS XXI untuk berkunjung ke beberapa lokasi yang mendukung peningkatan akses sanitasi di Kabupaten Bandung, yaitu di RSUD Otto Iskandar Di Nata dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Soreang dan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle) atau Rikrik Gemi di Desa Jatisari, Kecamatan Kutawaringin.
Bupati juga menyebutkan bahwa penyelenggaraan CSS ke-21 ini mengangkat tema “Implementasi SSK dan pencapaian akses sanitasi aman” sebagai bukti nyata percepatan sanitasi guna mencapai lingkungan sehat dan layak huni.
“Tema tersebut sesuai dengan tekad AKKOPSI yaitu turut mendorong upaya pemenuhan target Sustainable Development Goals (SDGS) pada tahun 2030 dan rencana pembangunan jangka menengah nasional atau RPJMN 2020-2024 khususnya dalam meningkatkan akses sanitasi,” katanya.
Melalui CSS ke-XXI ini, Kang DS berharap akan muncul ide, gagasan dan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Bandung dan juga di seluruh daerah di Indonesia. Karena itu pihaknya berharap inovasi pembangunan sanitasi tersebut mendapat partisipasi dukungan dari pemerintah pusat dan seluruh elemen masyarakat.
“Bagi Pemerintah Kabupaten Bandung kegiatan CSS ke-XXI ini merupakan sebuah peristiwa bersejarah yang dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian seluruh pihak. Selain itu para pelaku pembangunan sanitasi, pemerintah daerah serta masyarakat untuk memperhatikan pentingnya pembangunan sanitasi di Indonesia,” ujarnya.
Kang DS juga mengajak kepada banyak pihak untuk melakukan langkah nyata dan merumuskan program-program pembangunan yang strategis untuk terus meningkatkan penyediaan sanitasi mandiri berbasis masyarakat, sanitasi yang layak, memenuhi persyaratan kesehatan dan berkelanjutan.
“Mudah-mudahan pula setelah agenda CSS ini berakhir, para peserta CSS dapat melanjutkan berwisata di Kabupaten Bandung. Tentunya untuk menikmati panorama alam dan sejuknya udara pegunungan, serta menyaksikan fashion unik, aneka kuliner khas yang lezat, serta berbagai hasil UMKM yang cocok menjadi buah tangan,” harap Kang DS.
Lily Setiadarma