Pemdes Cibodas Realisasikan Anggaran Ketahanan Pangan untuk Budidaya Domba Garut dan Akses Jalan Pertanian

Ruas jalan menuju Kampung Ciseupan yang dibangun Pemdes Cibodas, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, yang didanai anggaran ketahanan pangan tahun 2022. Foto dokumen Desa Cibodas

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Anggaran ketahanan pangan yang dialokasikan dari bantuan Dana Desa (DD) tahun 2022 yang diterima Desa Cibodas, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, direalisasikan untuk budidaya domba Garut dan pembangunan infrastruktur jalan pertanian.

Khusus budidaya domba Garut yang berupa pembesaran atau pembibitan dilaksanakan oleh kelompok peternak domba yang ada di desa tersebut.

Menurut Kepala Desa Cibodas H. Willy Nugraha Wirasasmita, anggaran ketahanan pangan sebesar 20 persen dari DD 2022 atau sekitar Rp240 juta, sesuai aturan bisa digunakan untuk pengembangan peternakan, misalnya sapi perah, kambing, domba dan perikanan.

Kebetulan di Desa Cibodas, lanjut Willy, ada sejumlah kelompok ternak domba. “Makanya sebesar Rp48 juta dari anggaran ketahanan pangan itu kami realisasikan untuk pembesaran atau pembibitan domba Garut,” ujar Willy saat ditemui di kantornya, Rabu (11/1/2023).

Peternak sedang mempersiapkan kandang untuk budidaya domba Garut di Desa Cibodas, Kecamatan Pasirjambu, yang didanai anggaran ketahanan pangan TA 2022. Foto dokumen Desa Cibodas.

Pertimbangannya, kata Willy, domba Garut memiliki ketahanan dari sisi kesehatan fisiknya, di samping memiliki nilai ekonomis yang tinggi atau harga jualnya yang bagus. “Jadi kita pilih budidaya domba Garut ini bukan ke penggemukan yang setelah sekian bulan lalu dombanya dijual, tapi lebih ke pembibitan atau pengembangan domba Garut,” tuturnya.

Willy juga menjelaskan, selain untuk budidaya ternak domba, anggaran ketahanan pangan tersebut juga dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur jalan menuju RW 10 Kampung Ciseupan. Jalan sepanjang 600 m dan lebar 2,5 m ini sangat penting untuk memperlancar aktivitas warga dalam mengangkut hasil-hasil pertanian.

Apalagi memang, sambung Willy, di wilayah itu banyak warga yang berkebun kopi di kawasan hutan milik Perhutani, yang dikerjakan secara kerja sama.

“Di hutan Perhutani ini ada 400 hektar kebun kopi yang digarap para petani. Karena itu, akses jalan ini sangat bermanfaat untuk mengangkut pupuk atau hasil panen. Setidaknya bisa menurunkan biaya produksi, ” kata Kades Cibodas.

Kepala Desa Cibodas H. Willy Nugraha Wirasasmita.

Selama ini, katanya lagi, para petani menggunakan jasa angkut tenaga orang, sehingga lebih besar ongkosnya dibandingkan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Karena kapasitas kendaraan atau mobil itu lebih banyak.

“Tujuan lain dengan dibangunnya akses jalan tersebut yakni mengembangkan potensi pariwisata. Karena Kampung Ciseupan berada di dataran tinggi, sekitar 1.300 dpl, karena memang kampung ini bisa disebut sebagai puncaknya Desa Cibodas, sehingga ke depannya memungkinkan dijadikan lokasi paralayang,” ungkap Willy.

Bahkan, lanjut Willy, ada juga masyarakat yang menyebutkan Kampung Cibodas ketinggalan bila dibandingkan dengan kampung-kampung lain yang ada di Desa Cibodas. Itu karena sebelumnya tak ada akses jalan yang bisa dilalui mobil.

“Sekarang tidak lagi. Akses jalan sudah dibuka. Ciseupan ke depan akan lebih berkembang,” katanya.

Lily Setiadarma