Pemimpin Cianjur 2020-2025 Harus Bla Bla Bla…. !

Penulis: Asep Bule Rahmanniawan

MAKSUD dari judul di atas adalah, bupati Cianjur nanti (2020-2025) harus lebih baik. Mumpuni dari semua aspek.  Jangan ada lagi kandidat yang  ‘menjual’ isu moral, tapi setelah terpilih malah korup. Akhirnya predikat Cianjur sebagai Kota Santri pun, terseret-seret. Citranya jadi  buruk di tatar nasional.

Begitulah harapan ideal yang beredar di tengah masyarakat Cianjur belakangan ini — terkait akan dimasukinya proses tahapan Pilkada Serentak 2020 pada bulan September 2019.

Lalu siapa saja yang SIAP atas harapan warga Cianjur tersebut? Ternyata jumlahnya lumayan banyak. Paling tidak, sementara ini mereka sudah disebut-sebut alias dipasarkan secara masif baik oleh ‘bandar politik’ maupun simpatisannya melalui jejaring sosial. Ditegaskan bahwa mereka pantas, bahkan sangat pantas untuk memimpin Cianjur  5 tahun kedepan, seandainya terpilih. Berikut adalah sosok figur yang mulai ramai dibahas oleh kalangan netizen.

H. HERMAN SUHERMAN

PRIA kelahiran Cianjur, 23 oktober 1962, saat ini adalah Pelaksana Lintas Tugas (Plt) Bupati Cianjur sejak Desember 2018. Ia maju di Pilkada Cianjur 2015 mendampingi Irvan Rivano Muchtar (IRM) yang saat ini masih bermasalah dengan KPK.

Jelang Pilkada Serentak 2020, popularitas Herman disebut-sebut berada paling atas jika Pilkada dilaksanakan sekarang. Oleh masyarakat, Herman dikenal pemimpin yang santun, perhatian kepada masyarakat yang dipimpinnya.

Selama menjadi wakil bupati pendamping IRM, suami Hj. Anita Sinca Yani ini termasuk pucuk pimpinan daerah yang tidak neko-neko. Ia menjalankan tugas sesuai tupoksi dan mengayomi.

Seandainya ia memang maju Pilkada Serentak 2020, pendukungnnya berharap Herman memilih calon wakilnya yang cakap, juga berpengalaman dibidang pemerintahan.

H. ADE BARKAH

NAMA lengkapnya Ade Barkah Surahman. Namun pendukungnya lebih senang memanggil dia dengan singkatan AB. Lelaki hobi olahraga khususnya sepakbola, ini sudah punya segudang catatan bagus dalam peta politik Cianjur. Tahun 2006 ia sudah menjadi Ketua DPRD Cianjur. Periode berikutnya wakil Ketua DPRD, juga di Cianjur,  dan sekarang ini Wakil Ketua DPRD provinsi Jabar.

Di pentas Pilkada Cianjur AB juga pernah tampil. Pilkada pertama di Indonesia (2006) AB menjadi kandidat wakil bupati Cianjur mendampingi Wasidi Swastomo. Kemudian 2011 menjadi kandidiat bupati.

Kelahiran Garut 25 Desember 1967, pada dirinya mengalir DNA politik yang diwarisi dari ayahnya, almarhum H. Syahrudin Muhammad Taopiq. Syahrudin adalah mantan tentara dengan pangkat rendah, namun sukses menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Cianjur dan memimpin orang-orang mantan atasannya setingkat purnawirawan kolonel di parpol.

Tiga periode duduk di legislatif, AB disebut-sebut punya kans bagus untuk maju lagi di Pilkada Cianjur. Namun pertanyaannya, akankah sekretaris DPD Golkar Jabar ini masih berminat adu nasib di tataran politik bernama Pilkada tingkat kabupaten? Sementara karirnya di legislatif lebih menjanjikan untuk bisa berbuat lebih banyak bagi warga Jawa Barat.***

H. DADANG SUFIANTO

NAMANYA melambung tinggi pada Pilkada Cianjur 2006. Saat itu Dadang Sufiantio jadi kandidat wakil bupati mendampingi Tjetjep Muchtar Soleh dan, menang. Sebagai PNS karir, Dadang telah menduduki kursi jabatan mulai mantri polisi, camat, wedana, Ketua Bappeda hingga Kepala Dinas Pendidikan. Pada posisi Kadisidik inilah Dadang sangat dikenal oleh kalangan pendidik sebagai pemimpin paling santun dalam bertutur kata maupun perilaku, sehingga kalangan pendidik Cianjur kemudian memilihnya sebagai paket pemimpin bersama Tjetjep Muchtar Soleh.

Pada 2011, Dadang ikut Pilkada lagi. Kali ini sebagai kandidat bupati. Tetapi gagal. Dan pada Pilkada Serentak 2020 masih banyak pendukungnya mengharapkan Dadang Sufianto maju lagi.***

H. SURANTO

PERNAH jadi Kepala Puskesmas di Sindangbarang, Sukaluyu, Puskesmas Muka dan kemudian Direktur RSUD Cianjur. Itulah karir cemerlang H. Suranto yang akhirnya menjadi wakil bupati setelah menang Pilkada pada 2011. Bersama Tjetjep Muchtar Soleh, dokter kelahiran Metro, Lampung (20 Agustus 1956) —  lulus dari Universitas Indonesia Esa Unggul (1977) ini, juga banyak diharapkan pendukungnya di pilkada Serentak 2020.

Kegagalannya meraih Kursi F-1 Cianjur pada Pilkada 2015 lalu, dinilai pendukungnya sebagai sukses yang tertunda. Sementara pengalamannya selama 5 tahun jadi wakil bupati, disebut sangat berharga untuk mendorong Cianjur lebih baik bila posisinya berada di pucuk pimpinan.

Suranto, dalam posisi wakil bupati (2011-2016) dikenal sangat dekat dengan rakyat. Pada posisi itu pula ia masih biasa buka praktek sebagai dokter di rumahnya Jl. Ir. H. Juanda No. 75 Cianjur. Rakyat yang berobat kepadanya banyak yang menyebut Suranto dokter yang keren. Antara lain karena  mereka (pasien) yang berobat kepadanya tidak diharuskan membayar, alias gratis.***

H. HEDI PERMADI BOY

DARI kategori anak muda — mencuat nama H. Hedi Permadi Boy. Anak sulung dari pengusaha Cianjur H. Boy Ibrahim ini namanya mentereng karena dinilai punya reputasi bagus dibidang usaha. Ia dirut dari sedikitnya 5 perusahaan yang semuanya sukses.

Tahun  2009, Hedi pun nyaleg dari Partai Demokrat. Hasilnya ia berhasil terpilih menjadi anggota DPRD Cianjur. Sukses dibidang politik tersebut ternyata berkelanjutan. Pada Pileg 2014, misalnya, Hedi dipercaya lagi, kali ini sebagai anggota DPRD Jabar hingga sekarang.

Kalangan pendukungnya menyebut, dengan dua periode jabatan anggota legislatif di tingkat kabupaten dan provinsi, Hedi sudah punya modal yang cukup seandainya ‘bertarung’ untuk berebut kursi F1 Cianjur di kancah Pilkada Serentak 2020. Dipihak lain, keberhasilannya sebagai pengusaha muda, diisyaratkan sebagai kecil kemungkinannya mengganggu keuangan negara termasuk menyalahgunakan wewenang dalam jabatan. Alasannya? Dari aspek ekonomi, ia dinilai sudah mapan bahkan mampu menyerap ribuan tenaga kerja di perusahaannya.

Aspek ekonomi, sepertinya memang akan menjadi titik tekan alias prioritas perbaikan Cianjur kedepan, seandainya Hedi terpilih dalam kancah perebutan kursi bupati 2020. Saat berbincang dengan penulis,misalnya,  Hedi mengaku merasa teriris hatinya ketika menyaksikan ribuan fakir miskin menyemut di depan rumah orang tuanya saat berbagi zakat pada setiap menjelang Idul fitri.

Kondisi serupa di atas, kata Hedi, harus diupayakan tidak ada lagi di Cianjur, minimal angka kemiskinan terus berkurang setiap tahun. Caranya, sekali lagi, seandainya ia jadi bupati, akan direalisasikan melalui berbagai kebijakan pemerintah daerah yang pro-rakyat.

Hedi berpendapat, hambatan terwujudnya pemerataan kesejahteraan di negeri ini hingga saat ini, masih didominasi oleh rendahnya kualitas pendidikan, sehingga menimbulkan ragam penyakit sosial  yang sangat mengganggu kehidupan bermasyarakat.

“Seandainya rakyat memberi kepercayaan pada saya jadi bupati, saya akan terus memperjuangkan masalah ketimpangan ekonomi tersebut dengan memberdayakan semua potensi yang ada,” ujarnya.***

H. OTING ZAENAL MUTAQIN

JABATANNYA sekarang, Plt Kadisdik Kabupaten Cianjur.Sebagai PNS karir, Oting sudah berpengalaman menduduki jabatan strategis di tubuh Pemkab Cianjur, bahkan pernah menjadi Sekretaris Daerah (Sekda). Tak heran jika Oting sangat dikenal luas, khususnya oleh kalangan ASN di Cianjur.

Sekaitan dengan Pilkada 2020, di jejaring sosial, Oting disebut sudah pantas mencalonkan diri jadi kepala daerah. Dengan modal popularitas sebagai pimpinan sebuah SKPD, menurut sementara pendukungnya, Oting punya modal untuk melangkah ke jenjang karir politik.

Di balik karir ASN, Oting juga diketahui sebagai sosok pengusaha sukses. Ia cakap menjalin komunikasi bisnis, sehingga menjauhkan kemungkinan dia korupsi jika terpilih menjadi kepala daerah.

***

MASIH banyak nama lain yang kemungkinan pada proses tahapan Pilkada Serentak 2020 akan menegaskan jatidirinya , baik sebagai bakal calon bupati maupun bakal calon wakil bupati Cianjur 2020-2025. Dari sederet nama yang jelas tersirat, ada nama Yeni Nuraeni, Lepi Firmasyah, Tohari Sastra dan Hidayat Atori. Ada pula pensiunan jenderal TNI dan kalangan politisi seperti Ekcy Awal Muharam.

Lepi Firmansyah, mantan wartawan yang sekarang ini dipercaya sebagai anggota DPRD sekaligus Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cianjur. Sebagai sosok figur masih muda, Lepi  dinilai banyak pihak punya prospek karir politik yang bagus.

Di media sosial, belakangan ini Lepi mulai banyak disebut lantaran ada rumor, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mendukung Lepi untuk maju di Pilkada 2020.

Kemudian Yeni Nuraeni . Ia adalah putri Tjetjep Muchtar Soleh, yaitu mantan bupati Cianjur dua periode (2006-2016). Kabarnya, seandainya jadi mencalonkan nanti Yeni akan berpasangan dengan Tohari Sastra sebagai calon wakil bupatinya.

Berikutnya beredar pula nama Hidayat Atori, pensiunan ASN yang juga pernah tampil di forum Pilkada Cianjur 2006. Hidayat sosok low profile dan sangat dikenal oleh lingkungan olahraga beladiri Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI).***

*) Urutan sosok figur dalam tulisan ini bukan hasil survei, dan tidak mewakili lembaga survei manapun.