WARTAPARAHYANGAN. COM
BANDUNG — Upaya menangani masalah sampah saat ini terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Salah satunya menggandeng PT. Cipta Serra Utama dengan melakukan penandatanganan MoU. Dalam kerjasama tersebut diketahui, nantinya pengolahan sampah akan menggunakan teknologi roasting gasifikasi dan tanpa tipping fee (bebas biaya).
Pasalnya, melalui perjanjian itu sekitar 125 – 250 ton sampah per hari di Kabupaten Bandung dapat tertangani.
Bupati Bandung, HM Dadang Supriatna menilai, selain mengatasi sampah, juga dapat mengurangi beban anggaran yang dikeluarkan pemerintah daerah.
“Ini sangat menarik. Semoga inovasinya bisa segera diimplementasikan,” ujar Dadang Supriatna kepada wartawan di Rumah Jabatan Bupati di Soreang, Senin (7/2).
Meskipun begitu, bupati yang akrab disapa Kang DS itu juga tetap mengingatkan masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
“Setiap orang yang menghasilkan sampah, wajib pula mengelola sampah. Kami tidak akan pernah lelah mengajak masyarakat untuk mengurangi dan menangani sampah rumah tangganya secara berwawasan lingkungan,” ajak Kang DS.
Dirinya berpendapat, jika dikelola dengan baik sampah bukan sumber masalah, melainkan sumber daya lingkungan yang bernilai ekonomis.
“Untuk mendukung hal itu, Pemerintah daerah pun telah menggulirkan sejumlah inovasi seperti bank sampah dan budidaya maggot,” ucap Bupati Bandung.
Tak lupa, dirinya juga mengapresiasi PT. Cipta Serra Utama yang telah berkolaborasi menangani sampah di Kabupaten Bandung.
“Semoga kerjasama ini dapat menjadi motivasi perusahaan lainnya untuk ikut berupaya melakukan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan, sebagai tanggung jawab bersama guna mewujudkan Bandung Bedas Bebas Sampah (BBBS),” harapnya.
Sementara Direktur Utama (Dirut) PT Cipta Serra Utama, Yulius Ardani menerangkan, dalam MoU itu pihaknya akan bersinergi dalam pengolahan dan pendaurulangan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah.
“Kami juga akan memanfaatkan hasil pengolahan dan pendaurulangan sampah agar lebih berdaya guna dan memiliki nilai ekonomis, serta pengembangan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung berbasis digital,”pungkas Yulius.
Lily Setia darma