WartaParahyangan.com
BANDUNG – Kepala Puskesmas Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, dr. Redy Hanida menegaskan penanganan stunting atau gagal tumbuh-kembang balita akibat kurang asupan gizi, perlu keterlibatan semua pihak.
“Stunting tak bisa hanya ditangani oleh Dinas Kesehatan saja, tapi semua pihak terkait harus bersama-sama untuk mempercepat penanganan stunting ini,” ujar Redy di sela-sela acara Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Pasirjambu di aula Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Senin (05/12/2022).
Redy menuturkan, Puskesmas Sugihmukti dan Kecamatan Pasirjambu bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mengundang semua sektor yang terlibat dalam penanganan percepatan pencegahan stunting yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pasirjambu.
“Permasalahan stunting ini harus segera ditangani bersama dari berbagai pihak dan sektor. Tentu harus ada kesepahaman dan satu pemahaman yang kuat untuk kemudian kita buat satu komitmen agar penangan stunting dapat kita laksanakan secara terintegrasi, sehingga jumlah penderita stunting turun secara signifikan,” turut Redy.
Steakeholder terkait yang diundang, lanjut Redy, yakni Dinas Pertanian, Disperkintan, Disdik, Dinsos, dan 10 kepala desa di Kecamatan Pasirjambu berikut para kader dan bidan desa, serta DP3A tingkat kabupaten.
Redy berharap dengan bertemunya semua pihak terkait itu, akan lahir tekad bersama untuk segera melakukan aksi percepatan pencegahan stunting, mengingat masalah stunting ini bukan spesifik pekerjaan di Dinkes, tapi juga hampir 70 persen penyebabnya ada di luar sektor kesehatan.
Di tempat yang sama, Sekretaris Kecamatan Pasirjambu Yoharman Syamsu mengatakan, dengan bekerjasama stunting bisa diantisipasi, dan diatasi secara terintegrasi dengan melibatkan semua OPD, kader, dan warga masyarakat.
“Makanya Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Pasirjambu ini menjadi penting,” tegas Yoharman.
Sementara itu, Ketua Apdesi Pasirjambu Willy Wirasasmita mengatakan, stunting ini sudah menjadi isu nasional, sehingga pihaknya hampir setiap pekan mengadakan rembuk stunting yang digagas oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas dan Kecamatan Pasirjambu.
“Kami atas nama Apdesi Pasirjambu mengapresiasi acara ini. Bahkan rekan-rekan kepala desa mengharapkan rambuk stunting ini tidak hanya diisi diskusi, namun harus melahirkan gerakan nyata di masyarakat yang melibatkan semua dinas terkait,” kata Willy.
“Tadi saya dengar di Tenjolaya ada stunting. Hal itu harus melahirkan rekomendasi dari pimpinan agar dinas/instansi terkait melakukan intervensi di tempat tersebut untuk melakukan berbagai langkah terpadu,” ujarnya lagi.
Jika di situ ada persoalan sampah, lanjut Willy, maka Dinas Kebersihan bertindak, membuat TPS. Jika di situ perlu sarana air bersih, maka PUTR bertindak, jika perlu sanitasi serahkan ke Disperkimtan. Jika ada masalah kekurang gizi, maka Dispakan turun tangan. Juga Dinsos perlu turun tangan untuk memberikan bantuan.
“Jadi intinya, penanganan stunting ini harus serius, dan itu harus dibuktikan dengan adanya intervensi dari semua dinas/instansi terkait melalui aksi nyata di daerah yang ada kasus stuntingnya,” ujar Willy.
Lily Setiadarma