Pengelola Tempat Wisata Air Panas Walini Antisipasi Dampak Penurunan Pengunjung Pasca Adanya Larangan Study Tour bagi Sekolah

Objek wisata Pemandian Air Panas Walini, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Foto dok Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Larangan study tour bagi sekolah baik negeri maupun swasta yang dikeluarkan bupati/wali kota di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat, dinilai akan berdampak pada destinasi dan transportasi wisata.

Diperkirakan akibat larangan study tour itu, jumlah pengunjung ke tempat-tempat wisata akan merosot, sehingga para pelaku wisata harus mencari terobosan untuk tetap menghidupkan usaha kepariwisataan.

Memang keputusan larangan study tour itu belum terlalu dirasakan para pelaku wisata saat ini. Namun dampak larangan tersebut diperkirakan akan mulai dirasakan dalam beberapa bulan ke depan, terutama disaat sekolah libur panjang pasca kelulusan dan kenaikan kelas. Yakni berkurangnya jumlah wisatawan dari kalangan pelajar yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata.

Termasuk mungkin kunjungan ke destinasi-destinasi wisata andalan yang ada di wilayah Bandung selatan.

Seperti disampaikan Kepala Unit Wisata Air Panas Walini, H. Uus Suryana, yang juga owner Dusun Stroberi di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Uus mengatakan, meskipun saat ini belum berdampak pada kunjungan wisata, namun adanya larangan study tour tersebut cukup mengkhawatirkan.

“Yang terdampak tidak hanya destinasi wisata yang mengalami penurunan jumlah pelancong dari kalangan pelajar, tetapi juga akan dirasakan para pelaku UMKM di sekitar obyek wisata,” ungkap Uus kepada Wartaparahyangan.com, Sabtu (18/5/2024).

Menurut Uus, disaat long weekand biasanya tempat wisata ada peningkatan pengunjung. Entah dimusim liburan sekolah nanti. Bisa jadi pengunjung berkurang pasca adanya larangan study tour yang keluarkan Dinas Pendidikan, terutama dari sekolah-sekolah luar daerah.

Baca juga: Menikmati Sensasi Berwisata Sambil Petik Sendiri Buah Stroberi di Kawasan Agrowisata Walini

“Kalau lagi liburan anak sekolah, pengunjung biasanya banyak. Cuman karena kemarin ada musibah kecelakaan di Ciater, disusul kemudian adanya larangan study tour bagi sekolah, jadi akan ada dampak ke pengelola wisata,” ujarnya.

Biasanya, lanjut Uus, kunjungan pelajar ke objek wisata Pemandian Air Panas Walini, kebanyakan dari luar kota, seperti dari Jakarta, Bekasi, Cirebon, Serang, dan Banten.

Ketika ditanya upaya dari pihak pengelola wisata supaya tetap eksis, Uus mengungkapkan bahwa di Pemandian Air Panas Walini khususnya, harus ada wahana baru.

“Mudah-mudah untuk ke depannya, Puskopkar dan PTPN 1 Regional 2 (exsiting PTPN VIII) bisa menambah wahana baru di Pemandian Air Panas Walini ini, seperti waterboom dan wahana lainnya,” ujar Uus.

Ia juga menyebutkan, dengan adanya larangan study tour itu, kunjungan wisatawan dari kalangan pelajar ke Dusun Stroberi, yang lokasinya berdampingan dengan Pemandian Air Panas Walini, juga akan berkurang. Bahkan saat ini juga sudah mulai dirasakan.

“Biasanya para tamu atau pengunjung dari luar kota banyak yang datang ke sini. Tapi sekarang agak berkurang. Mudah-mudahan di minggu depan dengan adanya long weekand, jumlah kunjungan meningkat,” kata Uus.

Lily Setiadarma