Pengukuhan Pengurus Kampung Siaga Bencana, Bupati Bandung Sebut Penanggulangan Bencana Tanggung Jawab Bersama

Bupati Bandung Dadang Supriatna dalam kegiatan apel pengukuhan Kampung Siaga Bencana di Nagreg dan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Kamis (5/10/2023).

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna mengapresiasi apel kesiapsiagaan pengukuhan pengurus Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kecamatan Nagreg dan Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, di lapangan Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Kamis (5/10/2023).

Dalam apel kesiapsiagaan tersebut dilaksanakan simulasi penanggulangan bencana, di antaranya bencana gempa bumi, banjir, longsor, kebakaran, dan angin puting beliung, yang melibatkan para pelajar mulai dari TK, SMP, SMA, masyarakat dan Taruna Siaga Bencana.

Tampak hadir dalam kegiatan itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Indra Respati, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan Forkopimda Kabupaten Bandung dan perwakilan dari Kementerian Sosial RI, serta Forkopimcam Nagreg.Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa peristiwa bencana adalah sesuatu yang tidak diharapkan.

“Yang namanya bencana itu, kejadian peristiwa atau kejadian secara tiba-tiba yang tidak bisa diprediksi. Bahkan kejadian bencana itu saat kita sedang lengah, atau disaat dalam kondisi tidak siap. Akibatnya, korban berjatuhan,” katanya.

Karena itu, lanjut Dadang, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Dinas Sosial harus bekerja sama untuk menentukan atau melakukan pemetaan lokasi yang rawan bencana. Hal itu untuk memberikan informasi kepada masyarakat.

Dadang menyebutkan beberapa tempat di Kabupaten Bandung yang rawan bencana pergerakan tanah, di antaranya di Pangalengan dan Ciwidey. Bahkan pernah bencana pergerakan tanah di Pangalengan menimbulkan korban jiwa, padahal sebelumnya sudah diberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat agar jangan membuat rumah di kemiringan lahan yang curam.

Tapi malah ada warga yang membangun rumah di tempat seperti itu. “Kondisi rumahnya masih baru dan belum selesai dalam pembangunannya. Kemudian terjadi longsor dan menimbulkan korban, tapi di saat terjadi longsor tetap menyalahkan pemerintah,” tutur Kang DS, sapaan Bupati Bandung ini.

Menurut Kang DS, pemerintah pun turun ke lokasi, dan melakukan evakuasi korban longsor penanganan bencana lainnya, ditindaklanjuti dengan menyediakan anggaran untuk merelokasi warga yang terdampak longsor tersebut.

“Tapi warga yang terdampak longsor tidak mau pindah dan ingin tetap bertahan di sekitar lokasi itu. Akhirnya warga diminta untuk membuat surat pernyataan, kalau ada kejadian jangan menyalahkan pemerintah,” katanya.

Artinya, kata Kang DS, pencegahan dini harus dilakukan. Peristiwa bencana alam itu harus menjadi pelajaran yang sangat berharga.

“Harus kita ambil hikmahnya, sehingga ke depan lebih siap menghadapi bencana. Walaupun yang namanya bencana tidak bisa dihindari dan itu takdir dari Allah Yang Maha Kuasa, tapi kita diberikan amanah sehingga dalam hal ini harus ada kesiapsiagaan bencana,” katanya.

Pada kesempatan itu Kang DS menyampaikan apresiasinya atas adanya kesiapsiagaan kampung siaga bencana yang difasilitasi Direktoral Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI.

“Pengukuhan kampung Bedas siaga bencana ini sebagai bentuk langkah konkret untuk upaya antisipasi bencana karena bencana tidak bisa ditangani pemerintah saja, tapi harus melibatkan berbagai unsur masyarakat dengan program dan skema pentahelik,” katanya.

Penanggulangan bencana, katanya lagi, merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah daerah maupun unsur masyarakat, dunia usaha, akademisi, perguruan tinggi, serta media.

“Maka melalui momentum pengukuhan kampung siaga bencana ini, saya mengajak untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai ancaman bencana yang bakal terjadi,” tuturnya.

Sementara itu, Camat Nagreg, Enjang Wahyudin menyatakan, pihaknya siap siaga melaksanakan penanggulangan bencana di wilayah Kecamatan Nagreg dan di wilayah lainnya di Kabupaten Bandung.

“Kami siap bekerja sama dan saling membantu secara sukarela apabila terjadi bencana, dengan menjunjung tinggi azas kebersamaan, gotong royong dan rasa kesetiakawanan sosial dalam penanggulangan bencana,” katanya.

Lily Setiadarma