WartaParahyangan.com
BANDUNG – Sekolah Komunitas Kampung Main (SKKM ) Rosella, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasjrjambu, Kabupaten Bandung menggelar acara perpisahan dan pelepasan anak didiknya di Bale Bambu, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kamis (22/6/2023).
Perpisahan 25 anak didik SKKM Rosela Angkatan XVI Tahun Ajaran 2022/2023 itu dimeriahkan dengan pentas seni budaya.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Penilik PAUD Kecamatan Pasirjambu, Hj. Yuyun, S.Pd., M.Si., Ketua Yayasan Hizzatul Ehsan H. Asep Abdurahman, S.Ag., Ketua PKG Kecamatan Pasirjambu Yanti Cantika, Ketua Himpaudi Kecamatan Pasirjambu Sopiati dan para orang tua peserta didik sekolah setingkat PAUD tersebut.
Acara berlangsung cukup meriah. Anak didik menunjukkan berbagai kemampuan melalui pementasan tari-tarian, budaya dan kreatifitas orang tua, seperti tarian Tokecang, tarian Menanam Jagung, tarian Pancasila, tarian Jali-jali, tarian Manuk Dadali dan tarian lainnya.
Selain itu, acara juga diisi dengan penyerahan ijazah kepada peserta didik secara simbolis.
Kepala SKKM Rosella Pasirjambu, Almaida Salsabila Andini, S.Pd., mengatakan, hari ini merupakan acara perpisahan dan pelepasan sebanyak 25 anak didik SKKM Rosella. Dalam wisuda 25 siswa itu, masing-masing peserta didik mendapat ijazah dan medali.
“Kami bersyukur acara ini cukup meriah dengan penampilan anak didik. Semoga ditahun selanjutnya kami bisa kembali melaksanakan acara seperti ini dengan lebih meriah lagi,” ujar Almaida.
Pengawas PAUD Kecamatan Pasirjambu Hj. Yuyun mengucapkan selamat kepada para peserta didik SKKM Rosella, mereka tentunya akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Menurut Yuyun, SKKM Rosella Pasirjambu merupakan bagian dari lembaga yang memberikan pembelajaran anak usia dini. “Guru-gurunya sudah kompeten. Bahkan semua gurunya menyandang S1. Jadi tidak diragukan lagi,” katanya.
Yuyun juga menyampaikan bahwa saat ini Kurikulum Merdeka sudah mulai diterapkan di banyak sekolah.
“Kurikulum Merdeka tidak seperti kurikulum yang telah ada sebelumnya. Kurikulum ini diterapkan dalam pembelajaran intrakurikuler yang beragam, sehingga peserta didik memiliki waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi siswa, karena pembelajarannya lebih optimal,” ungkapnya.
Terkait adanya transisi PAUD ke SD, Yuyun menjelaskan bahwa Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan cerminan dari semangat utama Merdeka Belajar yang dijunjung bersama, yaitu gotong royong dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik.
Karena itu, pihaknya mengajak seluruh peserta untuk melakukan tiga hal yang mendorong perubahan paradigma umum tentang pendidikan anak usia dini guna memastikan terjaminnya hak anak-anak.
“Kita perlu menyadarkan seluruh pihak bahwa periode usia dini tidak berhenti sampai PAUD, tetapi peserta didik SD kelas awal juga masih masuk kategori usia dini. Makanya proses pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal harus serupa dan berkesinambungan. Begitu pun suasana belajar di SD kelas awal harus sama menyenangkannya dengan saat anak belajar di PAUD,” tuturnya.
Hal itu, kata Yuyun, akan membantu peserta didik untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru dan menumbuhkan rasa cinta terhadap proses belajar.
Lily Setiadarma