PePeTeka Caffe, Tawarkan Sensasi Nongkrong Estetik di Tengah Kebun Teh

Suasana PePeTeKa Caffe di Komplek PPTK, Jl. Gambung, Mekarsari, Kec. Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Sabtu (7/1/2024). Foto Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Kabupaten Bandung memiliki beragam kafe yang cocok dikunjungi saat ingin nongkrong. Salah satunya adalah PePeTeka Caffe yang memiliki daya tarik unik karena berdiri di tengah hamparan kebun teh.

Owner PePeTeka Caffe, Made Wedana mengatakan, PePeTeka Caffe berdiri sejak delapan bulan lalu, tepatnya hari kedua setelah lebaran tahun lalu. Pada awalnya Made mengaku sempat ragu terhadap jumlah kunjungan, namun hal itu terpatahkan setelah melihat tingginya antusias masyarakat berkunjung ke PePeTeka Caffe.

“Awalnya kita ingin membangun pusat edukasi dan pendidikan tentang alam dan teh,” kata Made saat ditemui di Komplek PPTK, Jl. Gambung, Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Sabtu (7/1/2024).

“Respon publik bagus, ternyata mereka senang ada kafe di tengah kebun teh,” sambungnya.

PePeTeka Caffe berdiri di sebuah bangunan terbengkalai sejak puluhan tahun, dimana bangunan tersebut awalnya digunakan untuk tempat pembibitan teh.

Dikatakan Made, PePeTeka Caffe menyajikan menu makanan dengan konsep tradisional di antaranya adalah Cireng, Rujak, Cuanki. Selain itu juga ada minuman khas lainnya seperti es gula aren dan green tea yang bahan bakunya berasal dari perkebunan PPTK Gambung.

“Pemandangan di sekitar kafe itu ada hamparan kebun teh dan juga hutan,” ungkapnya.

Berdiri di tengah kebun teh, memberikan pesona tersediri bagi PePeTeka Caffe. Meskipun mengusung konsep industrial minimalis, namun ternyata PePeTeka Caffe dapat menampung pengunjung hingga ratusan orang. Terdapat dua ruangan, yang masing-masingnya dapat menampung 40 orang, ditambah dengan fasilitas luar ruangan atau teras yang cukup luas.

PePeTeka Caffe beroperasional mulai pukul 8 pagi sampai 8 malam. Sementara saat weekend, jam tutupnya menjadi pukul 9 malam.

“Akses jalan menuju PePeTeka Caffe dapat ditempuh melalui jalur Pangalengan, jalur Ciwidey,” jelasnya.

Meski baru beroperasional, saat ini PePeTeka Caffe telah memiliki 16 karyawan. Saat musim libur natal dan tahun baru, kunjungan ke PePeTeka Caffe sangat ramai bahkan sampai memenuhi ruangan.

Made berharap PePeTeka Caffe tidak hanya memberikan keuntungan bagi pengelola tetapi juga bagi masyarakat sekitar.

“Setelah PePeTeka Caffe dibuka, kawasan Gambung ini mulai ramai. Mudah-mudahan Gambung lebih ramai namun dengan tetap menjaga keindahan alamnya,” tutup Made.

Lily Setiadarma