Oleh: Drs. Melly Mulyana
Pemilihan kepala daerah tahun 2005 adalah sejarah baru politik dalam menentukan kepala daerah bukan lagi dipilih oleh anggota DPRD, tetapi dilaksanakan secara langsung dipilih oleh rakyat.
Pasangan Sukmawijaya dan Marwan Hamami merupakan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi pertama yang melalui proses pemilihan kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat.
Pasangan Sukmawijaya dan Marwan Hamami adalah bukti sejarah yang mampu melahirkan relawan yang melegenda sampai hari ini, yaitu yang disebut SMS atau Sukma Marwan Sukses.
Sejarah politik Pilkada Kabupaten Sukabumi diperiode ke-2, Sukmawijaya dan Marwan Hamami pecah kongsi, yang masing-masing mencalonkan menjadi Bupati Sukabumi, sehingga di tahun 2010 Sukmawijaya dicatat dalam sejarah sebagai bupati 2 periode berturut-turut.
Karir dan prestasi politik Sukmawijaya yang dikenang sebagai bupati 2 periode pertama, tapi Sukmawijaya tidak pernah memimpin partai politik dan hanya menjadi kader Partai Keadilan Sejahtera setelah purna tugas dari jabatan birokrat.
Berbeda dengan Marwan Hamami, selain menjadi Bupati Sukabumi 2 periode, Marwan Hamami memiliki prestasi politik lainnya, seperti menjadi Wakil Bupati tahun 2005-2010, dan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi selama 3 periode sampai sekarang.
Pada Pemilu Legislatif 2024, Marwan Hamami berhasil mengantarkan Partai Golkar menjadi partai pemenang Pemilu 2024 dengan capaian 10 kursi DPRD Kabupaten Sukabumi, yang sekaligus mendudukkan kadernya sebagai ketua DPRD Kabupaten Sukabumi periode 2024-2029.
Seandainya Marwan Hamami berhasil mengantarkan kadernya menjadi Bupati Sukabumi melalui proses Pilkada 2024 ini, maka sempurnalah karir dan prestasi politik Marwan Hamami di detik-detik terakhir jabatannya sebagai Bupati Sukabumi yang akan dikenang sepanjang masa.
Apabila Marwan Hamami serius dan ikhlas mau turun gunung memenangkan kadernya di kontestasi Pilkada 2024 sekarang ini, maka dengan mudah kontestasi Pilkada Kabupaten Sukabumi akan dimenangkan oleh kadernya yang diusung dengan alasan, pertama, Marwan Hamami pernah merasakan manis pahitnya menang dan kalah di kontestasi Pilkada.
Kedua, Marwan Hamami memiliki pengalaman menjadi kontestan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dalam kurun waktu 4 kali Pilkada di Kabupaten Sukabumi, dan ketiga, pada Pilkada 2004, Marwan Hamami tercatat dalam lembaran negara sebagai Wakil Bupati, pada Pilkada kedua tahun 2009 ia kalah dari Sukmawijaya, lalu pada Pilkada ke-3 dan ke-4, Marwan Hamami mampu memenangkan menjadi bupati 2 kali berturut-turut sampai dengan sekarang.
Dalam hal strategi pemenangan di kontestasi Pilkada 2024, tidak berlebihan apabila Marwan Hamami telah memiliki strategi jitu untuk mengalahkan lawannya. Terlebih akan berlangsung Head to Head, karena (1) Marwan Hamami sudah terbiasa dan terlatih membaca strategi lawan, (2) Marwan Hamami sudah terbiasa menghadapi dinamika karakteristik partai-partai yang menjadi mitra koalisi untuk menjadi kekuatan dalam mengalahkan lawan.
(3) Marwan Hamami sudah terbiasa menghadapi karakteristik kelompok-kelompok masyarakat yang tergabung menjadi relawan, dan (4) Marwan Hamami sudah terbiasa mengelola finansial untuk memenuhi kebutuhan biaya pemenangan.
Dari sekian prestasi dan pengalaman politik Marwan Hamami tersebut, ditambah hari ini Marwan Hamami selaku penguasa Kabupaten Sukabumi, maka strateginya Marwan Hamami tidak meledak-ledak, tetapi santuy-santuy aja. Karena Marwan Hamami sudah mengetahui jalan menuju puncak karir politik diakhir jabatan bupatinya di tahun 2025 dan ketua DPD Partai Golkar tahun 2026. (*)