PKS Akhirnya Berlabuh ke koalisi Marwan Hamami

WARTAPARAHYANGAN.COM

SUKABUMI — Teka-teki yang selama ini beredar di masyarakat, tentang kemana arah koalisinya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilkada serentak pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi, 9 Desember 2020 akhirya terjawab sudah. Secara resmi, PKS telah berlabuh dan bergabung dengan koalisi Partai Golkar dan Demokrat yang sejak awal mendukung Marwan Hamami.

Bergabungnya PKS di koalisi Marwan ditandai dengan pertemuan akbar pasca Idul Fitri kemarin di salah satu tempat dikawasan Cimahi desa Cibolang Kaler. Pertemuan krusial yang tidak terekspos oleh rekan media ini, katanya diinisiasi oleh Sukmawijaya, mantan Bupati 2 periode itu. Selain dihadir Marwan Hamami, Bupati Sukabumi, juga dihadiri para petinggi DPD PKS, para petinggi Partai Golkar (PG), para petinggi Partai Demokrat (PD), para relawan Sukma-Marwan pada Pilkada 2005, para anggota DPRD dari PKS, anggota DPRD dari PG, dan PD.

Dalam pertemuan yang dikemas acara Silaturahmi Idul Fitri itu, yang menjadi focus perhatian adalah hadirnya Iyos Somantri, Sekda Kabupaten Sukabumi. Hadirnya Iyos yang akan memangku jabatan Sekda yang kedua kalinya itu, sepertinya untuk menyamakan persepsi, dan kesepakatan koalisi jelang Pilkada 9 Desember. Yaitu terbentuknya koalisi Partai Golkar, PKS dan Partai Demokrat untuk mengusung pasangan Marwan-Iyos.

“Sejak dulu saya memprediksi, PKS akan bergabung ke koalisi pak Marwan. “kata H. Dudung Abdullah, SH. pengamat politik di Sukabumi seraya memberikan berbagai alasannya. Diantaranya, apabila PKS berkoalisi dengan kelompok partai pendukung Adjo Sardjono, PKS sangat berat akan bisa mengusung kader internal terbaiknya untuk posisi calon Wakil Bupati mendampingi Adjo Sardjono. Padahal informasinya, komunikasi dengan Adjo sendiri kerap dilakukan oleh pihak PKS. Namun sepertinya selalu kandas oleh kelompok partai pendukung Adjo sendiri. Intinya, partai koalisi Adjo selalu tidak menemukan titik kesepahaman dengan PKS.

Alasan lain tutur H. Dudung, partai koalisi pendukung Adjo telah sajak awal menentukan calon Wakil Bupatinya. Diantaranya, Agus Mulyadi, mantan ketua DPRD, Yuda Sukmagara yang diusung Gerindra, Iman Adinugraha yang diusung PAN, Sofyan Effendi dan Sirojudin yang diusung PDI-P. Atau tidak ada nama calon wakil bupati dari PKS untuk mendampingi Adjo.

“Meski politik itu dinamis dan sarat kepentingan. Saya rasa sampai akhir pendaftaran calon Bupati dan Wakil Bupati ke KPU, partai koalisi pendukung pak Marwan tidak akan berubah. Yang mungkin berubah justru partai koalisi pendukung pak Adjo. Diantaranya PAN yang bisa saja kembali kepangkuan pak Marwan karena diajak oleh PKS yang telah sepakat sebagai koalisi Mawar. “ tutur ketua LSM Kompak Sukabumi ini.

Seperti diketahui, sampai saat ini mayoritas pengamat politik di Sukabumi hampir satu suara. Bahwa calon Bupati Sukabumi untuk Pilkada serentak tahun 2020 yang paling berpeluang hanya dua nama. Yaitu Marwan Hamami dan Adjo Sardjono. Kedua-duanya adalah petahana. “Jadi apabila ada poros ke tiga di Pilkada 2020 ini, sama saja seperti bunuh diri,“ pungkas Dudung.

UJANG S. CHANDRA