Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Rayakan 15 Tahun Pencak Silat Day, Pertemuan Paguron Nusantara dan Dunia

WartaParahyangan.com

‎KOTA SUKABUMI – Suasana Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi kembali dipenuhi energi para pesilat dari berbagai daerah. Setiap akhir November, lembaga ini konsisten menyelenggarakan Pencak Silat Day Al-Fath, sebuah perhelatan yang telah menjadi kalender tetap sejak pertama kali digelar pada 2010 silam.

‎Pimpinan Ponpes Al-Fath, KH Fajar Laksana, menyebut kegiatan ini sebagai ruang besar yang menyatukan berbagai paguron dan aliran pencak silat. Menurutnya, Al-Fath ingin memberi kesempatan seluas mungkin bagi komunitas silat untuk menunjukkan jati diri dan memperkuat jejaring.

‎”Kami memanggil dan mengundang para paguron untuk datang, tampil, dan bersilaturahmi. Di sini mereka mendapat panggung sekaligus penghargaan,” ujar Kiai Fajar di sela-sela perayaan Pencak Silat Day Al-Fath di Ponpes Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi, Sabtu (29/11/2025).

‎Pada edisi ke-15 ini, peserta datang dari Bogor, Jakarta, dan Banten. Tahun sebelumnya, undangan menjangkau Jawa Tengah dan Jawa Timur. Usai pertunjukan, setiap paguron diberi ruang berdiskusi untuk membicarakan perkembangan seni bela diri dan mempererat hubungan antarkomunitas.

‎Tahun ini juga menjadi momentum penting bagi Al-Fath karena aliran Sang Maung Bodas salah satu aliran yang dibina di lingkungan pesantren resmi masuk ke daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

‎KH Fajar menyebut pengakuan tersebut sebagai tonggak bersejarah yang mengangkat nama aliran itu ke panggung internasional.

‎Kehadiran delegasi Malaysia yang sebelumnya dijadwalkan turut meramaikan acara terpaksa ditunda karena kondisi banjir di Kuala Lumpur. Sementara sejumlah murid Al-Fath yang kini tinggal di berbagai negara Eropa dijadwalkan hadir pada Januari mendatang. Mereka juga tengah menyiapkan workshop internasional yang rencananya digelar pada 23 Mei 2026.

‎Selain menampilkan pendekar dari berbagai paguron, agenda ini turut memberi tempat bagi generasi muda yang tengah menjalani proses pelatihan di perguruan masing-masing.

‎KH Fajar menjelaskan bahwa tampil di panggung terbuka sangat penting untuk menjaga antusiasme dan mengasah kemampuan mereka. Ia menilai, wadah seperti ini melatih kepercayaan diri sekaligus mempersiapkan para pesilat muda menghadapi berbagai bentuk pertandingan.

‎Aliran Sang Maung Bodas kini telah berkembang di sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Turki, Belanda, Kanada, dan Italia.

‎Meski demikian, Kyai Fajar mengungkapkan bahwa banyak pesilat luar negeri biasanya mendalami pencak silat dengan berkelana ke berbagai paguron. Dari murid-muridnya, beberapa kini sudah membangun paguron sendiri di Singapura, Malaysia, Turki, dan Jepang.

Jenal

Leave a Reply

News Feed