Puluhan Warga Tuntut Klarifikasi Atas Ucapan Kades Cukanggenteng, Camat dan Forkopimcam Pasirjambu Turun Redam Aksi Warga

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Puluhan warga mendatangi kantor Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Selasa (7/10/2025) siang. Mereka menuntut klarifikasi dari Kepala Desa Cukanggenteng, Rosiman. Karena ucapan sang kades dinilai warga telah mencemarkan nama baik Ketua RW 13 Bojongresmi, Yayat Hidayat.

Akar masalah bermula dari bantuan rumah tidak layak huni milik warga bernama Ibu Itoh di RT 2 RW 13. Warga menilai, komentar Kepala Desa di grup komunikasi internal desa menyinggung peran Ketua RW dalam penyaluran bantuan tersebut. Situasi pun cepat memanas karena isu itu menyebar ke masyarakat.

Untuk meredam ketegangan, Camat Pasirjambu Nia Kania bersama unsur Forkopimcam segera mendatangi lokasi. Ia datang bersama Kapolsek Pasirjambu, Danramil Pasirjambu, Ketua Apdesi, Sekcam, Kanit Pol PP, Kanit Intelkam, dan Kanit Patroli. Kehadiran para pejabat ini menarik perhatian warga yang sudah berkumpul sejak siang.

Camat langsung menggelar mediasi di kantor desa dan meminta kedua pihak duduk bersama. Namun, proses pertemuan berjalan alot. Ketua RW 13, Yayat Hidayat, menolak melanjutkan pembahasan dan memilih meninggalkan ruangan. Salah seorang anggota Linmas kemudian menyerahkan seragamnya sebagai bentuk pengunduran diri di hadapan aparat kecamatan.

Melihat situasi yang memanas, Kepala Desa Rosiman akhirnya berdiri dan menyampaikan permintaan maaf terbuka. Ia mengakui adanya kesalahpahaman saat kunjungan ke rumah penerima bantuan perbaikan rutilahu beberapa waktu lalu.

“Saya mohon maaf kalau ucapan saya kurang tepat atau menyinggung pihak lain, terutama Pak RW dan keluarganya. Tidak ada niat buruk, hanya terjadi miskomunikasi. Sekali lagi, saya meminta maaf kepada seluruh warga,” ujar Rosiman di hadapan Forkopimcam.

Kades Cukanggenteng Rosiman didampingi Forkopimcam Pasirjambu saat menyampaikan permohonan maaf di hadapan warga. Foto Lily Setiadarma

Setelah mendengar pernyataan itu, Camat Nia Kania menegaskan pentingnya menjaga komunikasi antarwarga. Ia mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak memperluas konflik.

“Kami berharap peristiwa ini tidak menimbulkan perpecahan. Semua warga harus tetap mengedepankan kekompakan dan musyawarah. Kami hadir untuk memastikan situasi kembali kondusif,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua RW 13 Yayat Hidayat menjelaskan duduk perkara dari sudut pandangnya. Ia menuturkan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya kunjungan anggota dewan karena sedang sibuk mengurus kegiatan sosial bersama Karang Taruna.

“Saya sedang membersihkan lingkungan bersama Karang Taruna. HP saya tertinggal di rumah, jadi saya tidak tahu kalau ada panggilan dari Pak Kades. Setelah itu muncul komentar di grup yang seolah-olah saya tidak aktif membantu warga. Saya kaget dan merasa tersinggung,” jelas Yayat.

Ia menilai, perkataan tersebut telah mencoreng nama baiknya di mata masyarakat. Meski begitu, ia tetap menghargai upaya camat dan jajaran Forkopimcam dalam memediasi persoalan.

“Saya belum siap memaafkan saat ini. Tapi saya menghormati proses yang dilakukan kecamatan. Mudah-mudahan nanti ada jalan baik,” tambahnya.

Kapolsek Pasirjambu AKP Asep Lesmana, SH., didampingi Kanit Intelkam Aiptu Rizal Pahlevi, SH., saat dialog dengan ketua RW 13 di halaman kantor Desa Cukanggenteng. Foto Lily Setiadarma

Usai pertemuan, Forkopimcam Pasirjambu berjanji menindaklanjuti masalah ini. Mereka akan mengadakan pertemuan lanjutan dengan menghadirkan tokoh agama dan masyarakat agar hubungan antarwarga kembali pulih.

Camat Nia menegaskan, kecamatan akan mengawasi langsung dinamika sosial di wilayah Cukanggenteng. Ia juga mengingatkan agar perangkat desa berhati-hati dalam berkomunikasi, terutama di grup daring.

“Satu kalimat di grup bisa memicu kesalahpahaman besar. Karena itu, kami minta semua pihak menjaga etika dan memilih kata dengan bijak,” ujarnya.

Menjelang sore, warga mulai membubarkan diri dengan tertib. Aparat keamanan tetap berjaga hingga situasi benar-benar tenang. Walau sempat terjadi ketegangan, permintaan maaf dari Kepala Desa membuat suasana berangsur kondusif.

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi pemerintah desa untuk memperbaiki pola komunikasi dan memperkuat koordinasi antarperangkat. Transparansi dalam penyaluran bantuan sosial juga perlu diperjelas agar tidak menimbulkan prasangka di masyarakat.

Dengan pendampingan Forkopimcam, diharapkan konflik antara Kepala Desa dan Ketua RW segera mereda. Warga Desa Cukanggenteng kini menantikan langkah nyata dari pemerintah desa untuk memulihkan kepercayaan dan menjaga suasana damai di lingkungannya.

Lily Setiadarma

Leave a Reply