WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Pengelolaan Wana Wisata Curug Tilu Situ Lembang di Desa Patengan Kecamatan Rancabali dikerjasamakan oleh Pusat Koperasi Karyawan PT. Perkebunan Nusantara VIII (PUSKOPKAR PTPN VIII) Rancabali dengan PT. Duta Persada sejak bulan Oktober 2020.
Salah seorang perwakilan dari Puskopkar PTPN Vlll, H. Ade Yuyu Rahayu memaparkan awal mula terjadinya kerjasama tersebut. Menurutnya, Wana Wisata Curug Tilu Situ Lembang sebelumnya dikelola oleh Agrowisata N8 Rancabali, yaitu salah satu anak perusahaan PTPN Vlll, namun karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan pada akhirnya pengelolaan wana wisata tersebut oleh PTPN Vlll diserahkan kepada pihak Puskopkar.
“Kemarin itu dengan situasi dan kondisi PTPN VIII sekarang lagi banyak pekerjaan dan banyak PR PR yang harus diselesaikan, makanya pengelolaannya diserahkan ke Puskopkar lalu kami mengerjasamakannya dengan PT. Duta Persada sejak tanggal 21 Oktober 2020,” jelas Ade saat ditemui di Rancabali, Sabtu (16/1/2021).
Ade mengatakan semua izin untuk pengelolaan tempat tersebut sudah keluar dengan total area 3,5 hektar dimana nantinya akan dikembangkan oleh PT. Duta Persada.
“Nah disana itu, di izin prinsipnya sudah keluar, untuk sarana prasana juga untuk fasilitas pendukungnya sudah disiapkan konsepnya, sekarang untuk pengelolaan dan segala sesuatunya kami serahkan kepada Duta Persada,” kata Ade.
Dalam kerjasama tersebut, sistem yang dipakai adalah Memorandum of Understanding (MoU) yang sistem operasionalnya adalah bagi hasil yang saling menguntungkan antara PTPN VIII dan Puskopar, begitupun dengan PT. Duta Persada
Untuk pengembangan wana wisata tersebut, diperlukan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai salah satunya untuk lahan parkir. Pihak Puskopkar sendiri sudah membongkar sekitar 0,9 hektar lahan kebun teh untuk dijadikan lahan parkir, mushola, dan sarana prasarana penunjang lain.
Ade pun menjelaskan bahwa lahan kebun teh yang dibongkar tersebut merupakan lahan yang tanaman tehnya sudah tidak produktif lagi dilihat dari populasi tanamannya sudah banyak yang mati, jenis tanamannya, dan produktivitasnya sudah rendah.
“Itu kajian-kajiannya sudah dari awal, kan dari awal kita sudah presentasikan nanti pengembangan dan pengelolaannya akan seperti apa kepada pihak PTPN Vlll,” ujarnya.
Ia juga mengatakan hal tersebut sudah dibicarakan dengan jajaran pemerintah Kecamatan dan Deaa setempat, sehingga sudah tidak ada masalah, tinggal pelaksanaannya saja.
“Intinya sudah tidak ada masalah, sebab kami berpegang teguh, satu bahwa wisata itu harus mendukung terhadap lingkungan hidup, dua wisata itu harus betul-betul kebersihannya harus diperhatikan, tiga keselamatannya, apalagi sekarang sedang Covid-19, CHSE itu punya empat point harus betul-betul kita lakukan. Bagi kami, wisata bisa berkembang bagus itu adalah harus disediakan sarana prasarana dan juga izin-izinya harus ditempuh,” jelas Ade.
Sementara, Kepala Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPBUN) Unit Kebun Rancabali Agus Zainal Abidin mengatakan sesuai dengan arahan dari Puskopkar dan PT. Duta Persada, pembongkaran lahan kebun teh sudah dilaksanakan selama lima hari dengan luas area yang terbongkar baru sekitar 1.400 meter persegi.
“Kebetulan saya yang mengawasi disini, jadi saya setiap hari laporan ke management dan membuat berita acaranya,” ujar Agus.
Agus juga menjelaskan, tidak semua tanaman teh di lahan tersebut yang dibongkar sebab mereka ingin ciri khas kebun tehnya dipertahankan.
“Jadi nanti ada yang disekat-sekat, nggak semua dibongkar, kan ciri khas tanaman tehnya harus ada,” pungkasnya.
General Manager Lapangan PT. Duta Persada, Trisna menyebutkan, pengelolaan wana wisata Curug Tilu Situ Lembang memang telah diserahkan kepada pihaknya sejak bulan Oktober 2020, namun baru seminggu terakhir ini pihaknya terjun langsung untuk melakukan pengembangan disana.
Dalam pengelolaan perusahaannya, Trisna memaparkan di wana wisata tersebut akan tetap difokuskan wahana-wahana di permainan air sekitar curug.
“Menurut kami kan yang paling menjual itu curug tilunya, jadi kita akan berinovasi diseputar itu,” katanya.
Sesuai perjanjian kerjasama yang telah dibuatnya dengan Puskopkar, mereka mendapat area seluas 3,5 hektar untuk dikelola dan pada tahap awal akan membangun sarana dan prasarana yang bisa mengakomodir wisatawan dulu, seperti lahan parkir.
“Kita rencana untuk planing kedepan itu ada lahan parkir, kerena memang itu sudah di handel oleh Puskopkar, maka kita akan fokus ke lapangan, kita pembenahan Curug Tilunya karena daya jualnya disitu. Terus selebihnya kita akan ada resto, kafe-kafe dimana UMKM di sekitar Rancabali bahkan Pacira bisa nanti usaha disini dengan sistem shating dengan pihak perusahaan,” jelas Trisna.
Ia mengatakan pengembangan wana wisata tersebut selain untuk menggaet wisatawan juga sebagai wadah bagi UMKM di sekitarnya agar bisa berjualan disana.
“Dengan adanya kios-kios, restoran dan kafe nantinya akan menaikan perekonomian masyarakat sekitar.” tambahnya.
Dalam proses pembangunan pengembangan wana wisata tersebut juga akan melibatkan masyarakat setempat agar bisa menyerap tenaga kerja lokal. Karena itu, selama pembangunan ditempat tersebut tetap buka agar para UMKM yang sudah ada tetap.bisa berjualan.
“Kalau misal kita tutup, kita sayang juga ke mereka, jangan sampai rejekinya terhalang oleh pembangunan ini, kedepan kita juga akan menyerap tenaga kerja lokal untuk pengelolaan disini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Patengan, Asep Kurniadi atau yang akrab disapa Kang Ester mengatakan pihaknya memberi dukungan penuh kepada pihak pengelola Curug Tilu Situ Lembang untuk dikembangkan, mengingat dan menimbang bahwa ada komitmen bahwa mereka akan memberdayakan masyarakat.
“Saat saya cek lapangan ternyata benar yang dipekerjakan adalah warga masyarakat RW 02, RW 03, jadi intinya pemerintah desa memberikan apresiasi dan suport yang besar terhadap pengembangan destinasi wisata Curug Tilu Situ Lembang, diharapkan kedepan bisa bersama-sama meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat,” pungkas Asep.
Lily Setiadarma