
WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG — Replika perahu Pinisi di objek wisata Glamping Lakeside, di Desa Patengan Kecamatan Rancabali Kab. Bandung, masih menjadi wahana favorit sejak Gelamping Lakside dibuka kembali sekaitan dengan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Terkait dengan AKB, objek wisata di kawasan perkebunan teh Bandung Selatan itu, menurut General Manajer Glamping Likeside Endang Suherman, masih tetap dibatasi. Seperti jumlah kunjungan ke kapal Pinisi yang biasanya 250 orang, sekarang hanya 125 orang saja.
Sementara dalam hal pelayanan terhadap pengunjung, kata Endang Suherman, pihak pengelola juga memberlakukan protokol Covid-19 dengan ketat. Pengunjung wajib memakai masker, jaga jarak, cek suhu tubuh dan pengelola menyediakan fasilitas cuci tangan dibeberapa titik.
Disebutkan Endang, selain wahana resto kapal Pinisi ada sasak Ponton yang menjadi bagian daya tarik Gelamping Lakside. Pengunjung regular yang berminat masuk ke sasak Ponton, kata Endang Suherman harus bayar Rp25 ribu perorang. Sebaliknya pengunjung yang akan mengambil tiket terusan dikenakan tarif Rp75 ribu perorang.

Pengunjung yang mengambil paket tiket terusan, kata H. Endang bebas masuk ke kapal pinisi, sasak Ponton serta bebas naik perahu bargas atau dayung.
“Pengunjung tinggal naik perahu sesukanya mengelilingi danau atau situ patengan. Soal biayanya sudah kita bayar ke tukang perahu Rp15 ribu per orang,” kata Endang Suherman .
Pengunjung yang mengambil paket tersebut, kata Endang jumlahnya tiap hari cukup banyak. Tetapi karena ini masih AKB, maka pihak pengelola tetap membatasi jumlah yang dilayani hanya 50 persen dari kapasitas masa normal.
Menurut H. Endang, pemberlakuan protokol kesehatan di wahana Gelamping Lakside sejak dibuka kembali antara lain mengikuti ketentuan dari Disparbud Kab. Bandung.
Lily Setiadarma
