Ridwan Pom Mini, Produksinya Tersebar se Indonesia

Ridwan dan deretan Pom Mini buatannya yang siap dikirim ke pemesan.

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Para pengecer bensin yang biasanya mangkal di pinggir-pinggir jalan dan mudah kita temukan, saat ini banyak yang sudah menggunakan peralatan “canggih” semacam alat pengisi BBM yang ada di SPBU, dan kita mengenalnya sebagai Pom Mini.

Pengisian bensin dengan menggunakan Pom Mini itu tentu lebih praktis dan mungkin lebih dapat dipercaya konsumennya, sebagaimana umumnya kita percaya mengisi bensin di SPBU-SPBU.

Mungkin juga Pom Mini yang kita datangani untuk mengisi bensin itu adalah Pom Mini buatan Ridwan (34), warga Kampung Kabandungan, Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur. Sebab memang sejak 2016 lalu, Ridwan memproduksi mesin pengisian bensin seperti itu, yang kini produknya tersebar se Indonesia. Bahkan namanya sendiri lebih dikenal sebagai Ridwan Pom Mini.

“Alhamdulillah Pom Mini yang kami buat sudah tersebar ke seluruh Indonesia,” ujar Ridwan saat ditemui di rumah produksinya di Kampung Kabandungan, Sabtu (24/6/2023).

Di rumah itu tampak karyawannya, yang berjumlah 30 orang, sedang merakit Pom Mini, ada yang bekerja di bagian rangka, pengecatan, dan software komputer. Ini karena Pom Mini buatan Ridwan sudah dilengkapi dengan komputer.

Ridwan (kanan) saat ditemui di rumah produksi Pom Mini yang dijalankannya di Kampung Kabandungan, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Sabtu (24/6/2023).

“Komputernya juga kami yang merakit,” ujar ayah dari dua putra-putri asli kelahiran Kabandungan, yang semula hanyalah seorang pengecer bensin yang mangkal di pinggir ruas jalan sekitar Kabandungan.

Saat itu, sebelum tahun 2016, Ridwan merasa kurang puas dengan berjualan bensin cara “manual”, seperti mengemasnya dalam botol isi satu liter, lalu bila ada pembeli, mengisikannya ke tangki bahan bakar kendaraan.

“Waktu itu saya berpikir, bagaimana supaya tempat eceran bensin saya menarik perhatian, sehingga banyak pembelinya. Saya kemudian membuat alat dengan memanfaatkan pompa bekas oli yang tuasnya diputar untuk mengeluarkan bensinnya. Ternyata itu menarik perhatian. Banyak sopir angkutan umum dan pengendara sepeda motor yang membeli bensin eceran dari tempat saya,” tuturnya.

Dari satu tempat, Ridwan pun mencoba membuka cabang di tempat lain, masih di sekitar Cianjur. Ternyata tempat eceran bensinnya yang memakai pompa bekas oli itu, juga laku, hingga akhirnya Ridwan membuka cabang di lima tempat.

Bukan itu saja. Ke tempatnya juga mulai berdatangan orang-orang yang memesan alat ecer bensin seperti yang dipakai Ridwan. Dia pun kemudian jadi produsen alat ecer bensin, bahkan selanjutnya Ridwan berinovasi lagi dengan membuat Pom Mini hingga saat ini.

Dalam sehari, rumah produksinya bisa membuat dua unit Pom Mini, dengan penjualan berkisar antara 30-50 unit perbulan. Sedangkan harga pasarannya Rp5,5 juta/unit Pom Mini, dengan garansi 6 bulan.

“Pemesan Pom Mini dari luar daerah, apalagi dari luar Jawa, diantarkan ke tempatnya dengan menggunakan jasa perusahaan cargo dan dibayar begitu Pom Mini itu sampai. Ini untuk menjaga kepercayaan. Karena kalau diminta pembayaran dulu barang lalu dikirim, mungkin si pembeli takut kena tipu. Makanya pembayaran dilakukan setelah barang/Pom Mini diterima pemesan,” ungkap Ridwan.

Sebaliknya, Ridwan sendiri membuat aturan dan bekerja sama dengan pengusaha cargo kepercayaannya, bahwa pesanan Pom Mini yang telah sampai ke tempat pemesan, baru akan diserahkan kalau saat itu si pemesan melakukan pembayaran.

“Jadi kalau belum dibayar, saat itu juga Pom Mini dibawa kembali oleh cargo. Ini untuk menjaga adanya kemungkinan pemesanan palsu. Saya pun tentu tak ingin dirugikan, jauh-jauh mengirimkan barang pesanan, tapi pemesannya tak ditemukan atau tak mau membayar,” katanya.

Disinggung soal permodalan, Ridwan mengaku sejauh ini masih bisa mandiri dengan memutarkan modal yang ada. “Mau pinjam tambahan modal usaha ke pemerintah misalnya, caranya juga belum tahu. Ya sejauh ini masih bisa menggunakan modal yang ada lah,” ujarnya.

Namun demikian Ridwan berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan terkait standar ongkos kirim barang melalui jasa cargo, agar harganya bisa lebih murah, sehingga biaya yang dikeluarkan pembeli atau pemesan untuk ongkos pengiriman pun bisa ditekan.

Asep R. Rasyid