RSUD Bedas Pacira Segera Dibangun, Bupati Bandung: Ini Komitmen Pemkab Hadirkan Layanan Kesehatan yang Merata

Foto Ilustrasi: Sejumlah pasien sedang melakukan pembayaran di bagian administrasi salah satu RSUD di Kabupaten Bandung. Foto dok. Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung akan memulai pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bedas Pacira menjelang akhir tahun ini dengan lebih dulu mengerjakan cut and fill serta perataan lahan.

RSUD yang akan berdiri di wilayah Kecamatan Ciwidey ini merupakan bagian dari program prioritas Bupati Bandung Dadang Supriatna, yang mentargetkan membangun lima RSUD baru di Kabupaten Bandung.

Bupati Bandung Dadang Supriatna didampingi Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Setda Pemkab Bandung, M. Ridwan mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera melakukan lelang atau tender proyek cut and fill RSUD Bedas Pacira.

Pekerjaan proyek cut and fill dan pematangan lahan ini, kata Bupati, ditargetkan rampung sebelum akhir tahun ini. Sambil proyek tersebut berjalan, Pemkab Bandung juga berencana akan melakukan tender konstruksi atau pembangunan fisik rumah sakit senilai Rp31 miliar menjelang akhir tahun.

Dengan begitu, kata Dadang, di awal tahun 2024, pembangunan konstruksi fisik RSUD Bedas Pacira sudah bisa dimulai. “Insya Allah paling telat bulan Agustus tahun depan sudah beroperasi,” kata Dadang di Kompleks Pemkab Bandung, Jum’at (25/8/2023).

Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna, berharap kehadiran RSUD Bedas Pacira ini nantinya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali (Pacira) dan sekitarnya.

“Masyarakat di wilayah Pacira nantinya akan semakin mudah dan dekat dengan layanan kesehatan yang berkualitas dengan fasilitas yang lengkap, sehingga tak perlu jauh-jauh lagi ke Soreang atau ke RSUD Al Ihsan Baleendah untuk berobat,” ujarnya.

Kang DS menegaskan, pembangunan RSUD Bedas Pacira tersebut merupakan komitmennya terhadap masyarakat Kabupaten Bandung untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas bagi seluruh elemen masyarakat.

Hal itu juga sesuai dengan misi dan janji politik Bupati Bandung Dadang Supriatna yakni menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta merata.

Selama ini Kang DS telah membuktikan keseriusannya terhadap penyediaan layanan kesehatan yakni dengan membangun dua RSUD yakni RSUD Bedas Cimaung dan RSUD Bedas Kertasari. Kedua RSUD tersebut saat ini telah beroperasi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di wilayah sekitar rumah sakit.

Selain RSUD Bedas Pacira, Pemkab Bandung juga tengah membangun RSUD Bedas Arjasari dan segera akan membangun RSUD Bedas Tegalluar Bojongsoang.

“Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan dasar yang wajib diberikan pemerintah kepada masyarakat. Karena itu, kami akan terus berkomitmen serta menaruh perhatian besar kepada sektor kesehatan masyarakat,” katanya.

Saat ini Kabupaten Bandung telah memiliki 11 unit rumah sakit. Lima di antaranya dikelola pemerintah daerah, lima dikelola pihak swasta dan satu unit rumah sakit dikelola Lanud Sulaiman.

Menurut Kang DS, selain bentuk pemerataan fasilitas kesehatan, pembangunan RSUD Bedas di lima lokasi berbeda itu bertujuan meningkatkan derajat kesehatan, serta peningkatan akses pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau akibat kondisi geografis.

Di samping itu, pembangunan lima rumah sakit baru di Kabupaten Bandung tersebut, selain sebagai bentuk komitmen terhadap realisasi janji politiknya, juga sebagai bentuk “kanyaah” Kang DS terhadap masyarakat Kabupaten Bandung.

“Wilayah Kabupaten Bandung itu kan sangat luas dan berbukit-bukit, sehingga memerlukan banyak rumah sakit. Inilah bentuk komitmen terhadap janji politik saya sekaligus ‘kanyaah’ untuk masyarakat,” ungkapnya.

Kang DS berharap, dengan hadirnya lima RSUD itu masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, terutama pasien rujukan dari puskesmas, sehingga angka kematian pasien akibat jauhnya akses kesehatan dapat ditekan.

“Tentunya, pembangunan rumah sakit ini juga akan ada multiplier effect untuk pembangunan dan perekonomian masyarakat setempat, karena akan menyerap tenaga kerja sekitar wilayah RSUD,” ujar Kang DS.

Lily Setiadarma