Sejak Berdiri September 2015, Yayasan Khadimul Muslimin Indonesia Telah Membangun 716 Mesjid

WartaParahyangan.com

SUKABUMI – Yayasan Khadimul Muslimin Indonesia (KMI) yang berdiri sejak 18 September 2015 tercatat telah membangun 716 mesjid dan sarana pendukungnya di berbagai kecamatan di Kabupaten Sukabumi dan sebagian ada di luar kabupaten Sukabumi.

Selain tempat beribadah bagi kaum muslimin, Yayasan KMI juga membangun tempat pengadaan air bersih sebanyak 2.172 titik di berbagai lokasi yang rawan air, membangun rumah imam masjid, rumah Qur’an, ruangan kantin sekitar masjid, ruang kantor dan bangunan perpustakaan sebanyak 261 bangunan.

Tak ketinggalan Yayasan KMI juga telah memperbaiki rumah tidak layak huni (rutilahu) sebanyak 128 unit rumah warga kurang mampu.

Hal itu diungkapkan H.U. Kadarisman, Ketua UKA Group merangkap sebagai Dewan Pembina Yayasan KMI kepada Bupati Sukabumi saat meresmikan pondok pesantren (pontren) modern milik Yayasan KMI di Cisande Hilir, Kecamatan Cicantayan pada 26 Maret lalu.

Ustadz Uka (kanan) bersama Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman dan Ketua STISIP saat meresmikan Komplek STISIP Widiapuri Palabuanratu, Kabupaten Sukabumi.

Menurut Ustadz Uka, sapaan akrab H.U. Kadarisman, latar belakang didirikannya Yayasan KMI karena sebuah kepedulian atas realitas umat Islam yang masih tertinggal khususnya bidang ilmu pengetahuan.

“Atas dasar realitas tersebut, tergeraklah keinginan besar dan harapan yang menggelora di hati kami untuk kemajuan umat Islam,” katanya.

“Maka atas dasar inisiatif dari beberapa rekan seperjuangan, berdirilah Yayasan KMI dengan tujuan utamanya untuk melayani kaum muslimin dalam bidang sosial keagamaan, pendidikan dan dakwah. Yayasan KMI tercatat Akte Notaris Nomor 1 Notaris Lila Awalia Batubara, dengan pengesahan AHU-0013738.AH.01.12 Tahun 2015,” katanya lagi.

Sejak berdiri sampai saat ini, lanjut Ustadz Uka, program, kegiatan dan kiprah Yayasan KMI didukung para donatur hamba Allah dari negara Arab Saudi, di antaranya Syekh Ibrohim, Syekh Mas’ud, Syekh Fahd, Syekh Badr, Syekh Turki Arrayah, Syekh Abu Mubarok, Syekh Muhammad, dan Syekh Ali. “Beliau-beliau inilah sebagai donatur Yayasan KMI,” sebutnya.

Lebih jauh dijelaskan oleh Ustadz Uka, bahwa Yayasan KMI bersifat nirlaba atau organisasi non profit yang sumber dana utamanya dari sumbangan pihak anggota dan donatur, di mana para donatur yang telah menyumbang itu, tidak menuntut yayasan untuk mendapatkan imbal hasil atau berorientasi mencari keuntungan. Semuanya demi kemajuan umat Islam.

Seperti diketahui, Yayasan KMI adalah organisasi di bawah naungan UKA Group bersifat nirlaba yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, pendidikan dan dakwah.

Kegiatan utamanya adalah membangun dan menyediakan fasilitas ibadah dan pendidikan, seperti membangun masjid, pondok pesantren, dan madrasah atau sekolah bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Yayasan KMI juga menyebarkan ilmu dan dakwah berdasarkan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah dan Manhaj Salafus Shalih.

Ujang S. Chandra