WartaParahyangan.com
CIANJUR – Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Cianjur H.Herman Suherman mengunjungi Nenek Ipah (67) di rumah Siti Faridah, puterinya, di Kampung Barukopi RT 05/RW 05, Desa Campakamulya, Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur, Senin (20/01).
Kunjungannya tersebut sebagai wujud perhatian Plt. Bupati terhadap warganya yang mengalami musibah tersesat di hutan belantara selama 6 hari.
“Kita bersyukur kepada Allah bahwa Nenek Ipah telah kembali dengan selamat,” kata Herman yang saat itu didampingi Kepala Dinas Sosial Cianjur, Amad Mutawali, Kabag Humas dan Keprotokolan Setda Cianjur, Iyus Yusuf, Camat Campakamulya, Candra, Pjs. Kades Campakamulya Asep Suherman, Unsur Muspika dan tim medis dari Puskesmas Campakamulya.
Dalam kunjungannya itu Herman berpesan kepada keluarga Nenek Ipah, khususnya kepada dua puterinya, Siti Faridah dan Rinrin, untuk berbakti kepada orang tuanya.
“Beliau masih diberikan umur yang panjang, ini kesempatan bagi kita terutama anak-anaknya untuk merawat orang tua dengan baik. Sebab jika kita ingin disayangi oleh anak-anak kita kelak, maka sayangilah ibu kita,” ungkap Herman.
Nenek Ipah sempat menggegerkan warga setempat karena hilang selama 6 hari/malam sejak Selasa (14/1). Dia semula berangkat dari rumah untuk memperbaiki selang air dari sumbernya di Gunung Pisitan, tak jauh dari kampungnya. Namun hingga sore Nenek Ipah belum pulang, ini membuat cemas keluargganya, dan mereka segera melapor ke pengurus RT/RW setempat.
Pencarian pun dilakukan oleh belasan warga dengan masuk ke hutan sampai sumber mata air, karena ke tempat itulah Nenek Ipah pergi. Tapi dia tak ditemukan, sehingga pengurus RW melaporkan hal itu kepada Pemerintah Desa dan Polsek Campakamulya.
Esoknya pencarian kembali dilakukan oleh warga bersama aparat pemerintah setempat, bahkan hingga 6 hari. Tapi Nenek Ipah belum juga ditemukan. Apalagi hutan yang mereka telusuri dipenuhi tebing terjal. Tak heran bila warga menganggap Nenek Ipah dibawa mahkuk gaib penunggu hutan Pisitan.
Baru pada hari ke-6 sejak hilang, Nenek Ipah ditemukan seorang diri oleh seorang pemburu burung di kawasan hutan Cijampang, Kecamatan Pagelaran, Minggu (19/1).
Dia membawa Nenek Ipah ke rumahnya, kemudian melaporkannya kepada aparat kecamatan, hingga akhirnya Nenek Ipah dijemput ambulan untuk ditangani di puskesmas.
“Lokasi ditemukannya itu sangat jauh, sekitar 17 km dari titik awal Nenek Ipah hilang,” kata Pjs. Kades Campakamulya, yang juga Kasi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Campakamulya, Asep Suherman.
Menurut pengakuan Nenek Ipah sebagaimana diceritakan kepada Asep dan keluarganya, saat berada di hutan, ada perempuan berbaju merah yang sudah agak dewasa menuntunnya untuk terus berjalan. “Katanya mau dibawa ke kota, tapi ternyata malah masuk semakin jauh ke dalam hutan itu,” kata Asep.
Sementara itu tim medis, dr. Putri Intan Cahyani menjelaskan, saat pertama kali tiba di puskesmas kondisi Nenek Ipah cukup stabil, darah normal, juga tak ada luka dalam atau bekas benturan. Namun ada beberapa bagian di tangan dan kakinya yang lecet dan memar akibat tusukan duri dan rumput berduri.
“Memang ada tanda-tanda dehidrasi ringan, mungkin karena makan minum seadanya,” kata Cahyani.
(Asep R. Rasyid)