Sempat Viral, Perundungan yang Menimpa Siswi SMAN 1 Ciwidey Berakhir Damai

Kampus SMAN 1 Ciwidey di Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Foto – Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Kejadian perundungan pelajar SMAN 1 Ciwidey, Kabupaten Bandung, yang sempat viral di media sosial, berakhir damai. Perundungan itu sendiri terjadi Jum’at (10/2/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

Menurut Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan yang juga humas SMAN 1 Ciwidey, Iwan Irawan, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/02/2023) membenarkan telah terjadi perselisihan antara siswi ‘korban’ dengan beberapa temannya yang mengakibatkan ada tindak kekerasan berupa pemukulan terhadap tiga orang siswi ‘korban’ tersebut.

“Namun pemicu perselisihan tersebut bukan masalah yang berkaitan dengan kegiatan sekolah,” jelas Iwan kepada awak media.

Peristiwa tindakan kekerasan terhadap siswi ‘korban’ tersebut, lanjut Iwan, tidak terjadi pada waktu jam sekolah atau KBM, melainkan di luar jam sekolah, setelah para siswa pulang ke rumah masing-masing, sehingga kejadian tersebut terjadi di luar pemantauan pihak sekolah, tetapi sudah menjadi perhatian dan tanggung jawab penuh orang tua masing-masing.

Kata Iwan, kegiatan pembelajaran pada hari Jumat hanya sampai pukul 11.35, sementara peristiwa tersebut kejadiannya sekitar pukul 14.00, WIB.

“Kejadiannya itu sendiri di luar lingkungan sekolah yang tidak masuk pengawasan sekolah. Artinya tempat peristiwa kekerasan berlangsung di luar lingkungan sekolah,” katanya.

Wakasek Kesiswaan dan Humas SMAN 1 Ciwidey, Iwan Irawan.

Namun demikian, kata Iwan, pihak sekolah segera merespon kejadian tersebut setelah mendapat laporan adanya peristiwa kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oleh beberapa siswa dari sekolah yang sama.

“Kami sudah melakukan tindakan berupa mediasi secara kekeluargaan antara para siswa yang terlibat dan orang tuanya masing-masing, disaksikan oleh Kamtibmas Polsek Ciwidey,” ujar Iwan.

Adapun hasil mediasi tersebut, lanjut Iwan, adalah kesepakatan damai, dan semua siswa yang bersalah mendapat sanksi yang mendidik dari pihak sekolah.

“Siswi ‘korban’ pun sudah ditangani oleh pihak BK SMAN 1 Ciwidey agar tidak ada efek negatif secara psikologis, seperti trauma dan sebagainya, yang diakibatkan oleh peristiwa yang menimpanya itu,” jelas Iwan.

Hingga saat ini, tambah Iwan, memang tiga siswi ‘korban’ itu masih belum masuk kelas. “Saat ini korban telah didampingi oleh pihak sekolah. Ini dilakukan untuk memulihkan trauma korban,” katanya.

Lily Setiadarma