Srikandi Abpednas Cianjur Bantu Korban Bencana Cibeber

Ketua Srikandi Abpednas Cianjur Rini Puji Astuti secara simbolis menyerahkan bantuan kepada para korban bencana alam di Cibeber melalui pengurus karang taruna setempat.

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Untuk meringankan beban penderitaan para korban bencana tanah longsor di wilayah Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Srikandi Abpednas (Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional) Kabupaten Cianjur, menyalurkan bantuan berbagai kebutuhan bagi para korban bencana tersebut, Kamis (26/3).

“Penyaluran bantuan kali ini merupakan yang kedua-kalinya, setelah Selasa lalu kami juga memberikan bantuan untuk para korban bencana ini,” kata Ketua Srikandi Abpednas, yang juga Ketua Abpednas Kabupaten Cianjur, Rini Puji Astuti kepada WartaParahyangan.com. seusai menyerahkan bantuan yang dipusatkan di Desa Karangnunggal, Kecamatan Cibeber.

Rini menyebutkan, ada 764 warga yang mendapat bantuan dari Srikandi Abpednas Cianjur. “Pada penyaluran pertama, Selasa lalu, bantuannya berupa sembako, pakaian layak pakai dan bed cover,’ kata Rini.

Sedangkan pada penyaluran kedua, Srikandi Abpednas yang merupakan anggota BPD perempuan dari seluruh desa di Kabupaten Cianjur itu, selain memberikan bantuan berupa sembako dan pakaian, juga mi instan, susu bayi, selimut, mukena, sabun cuci, serta sabun mandi dan dan perlengkapannya.

Menurut Rini, bantuan tersebut berasal dari sumbangan anggota Srikandi Abpednas dan anggota Abpednas Kabupaten Cianjur.

“Saya bersyukur, para anggota Abpednas dan Srikandinya memiliki kepedulian sosial yang cukup tinggi, sehingga ketika muncul ide untuk memberikan bantuan kepada para korban bencana longsor di Cibeber, langsung disambut positif,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, bencana tanah longsor yang terjadi di lima desa di Kecamatan Cibeber, Minggu lalu, mengakibatkan 16 rumah rusak berat, 7 rumah rusak sedang, 14 rumah rusak ringan, dan 64 rumah terancam.

Ratusan warga yang rumahnya terdampak pun mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebagian besar tinggal di tenda-tenda pengungsian yang dibangun BPBD setempat dan madrasah.

(Asep R. Rasyid)