WartaParahyangan.com
BANDUNG – Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengendalian Penduduk (Dalduk) Kecamatan Ciwidey menggelar Orientasi Tim Pendamping Keluarga Tahun 2025 di Aula Bhakti Praja Kecamatan Ciwidey, Selasa, (18/11/ 2025).
Kegiatan yang berlangsung di Jalan Raya Lebakmuncang No.1 Desa Lebakmuncang itu menghadirkan 210 peserta dari tujuh desa. Seluruh peserta mengikuti rangkaian materi untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan pendampingan keluarga menjelang pelaksanaan program 2026.
Kepala UPTD Dalduk Kecamatan Ciwidey, Sumiati Bahrudin, SKM, membuka orientasi dengan penjelasan mengenai tujuan kegiatan. Ia menegaskan bahwa Kabupaten Bandung melaksanakan orientasi TPK secara serentak.
Melalui pola itu, setiap desa menerima standar pembekalan yang sama. Ia juga menyoroti adanya perubahan komposisi tim sehingga pembekalan perlu dilakukan kembali.
Sumiati memaparkan bahwa tim yang mengikuti orientasi akan bertugas pada 2026. Ia menekankan pentingnya pembaruan data yang seluruh desa kirimkan ke Dinas Dalduk PPA Kabupaten Bandung. Dengan data tersebut, tim dapat mengidentifikasi keluarga berisiko stunting secara lebih akurat.
“Kami memperkuat pemahaman peserta agar mereka siap menjalankan pendampingan,” ujarnya.

Ia kemudian menjelaskan empat sasaran pendampingan, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita. Menurutnya, pendampingan yang konsisten mampu meningkatkan kesadaran keluarga terhadap risiko stunting.
Ia berharap seluruh anggota TPK bergerak lebih terarah sehingga penanganan stunting di Kabupaten Bandung mencapai target zero stunting.
Fasilitator TPK Kecamatan Ciwidey, Bidan Imas Siti Saripah, AMD.Keb., menyampaikan materi utama. Ia menjelaskan bahwa orientasi berlangsung secara daring melalui kanal BKKBN Provinsi Jawa Barat.
Melalui metode itu, seluruh peserta menerima materi terpadu dan sesuai standar provinsi. “Kami mendampingi 210 peserta yang terbagi dalam 70 tim dari tujuh desa,” jelasnya.
Imas menambahkan bahwa tahun ini TPK mengemban tugas baru, yaitu distribusi makan bergizi gratis. Ia menilai tugas tersebut membutuhkan komitmen kuat karena distribusi harus tepat sasaran.
Ia mengajak peserta menjaga energi dan konsistensi saat menjalankan pendampingan. “Saya berharap mereka tetap semangat dan terus aktif,” katanya.
Salah seorang Kader TPK Desa Panundaan, Rizal Fida Alianti, merasakan manfaat besar dari orientasi ini. Ia mengaku mendapatkan banyak penyegaran dan pemahaman baru terkait tugas TPK. “Saya bisa memperluas wawasan dan kembali memahami alur kerja lapangan,” ujarnya.

Rizal menyebut adanya tugas baru membuat peran TPK semakin besar. Ia menilai bahwa program makan bergizi gratis memberi peluang baru bagi peningkatan kualitas layanan keluarga.
Namun, ia juga melihat tantangan di lapangan. Ia mencontohkan kondisi ketika keluarga tidak berada di rumah saat sesi pendampingan. Untuk mengatasinya, tim harus melakukan kunjungan ulang.
Rizal berharap seluruh pihak meningkatkan sinergi. Ia mengajak dinas kesehatan, puskesmas, pemerintah desa, serta pengelola SPPG dan MBG untuk memperkuat koordinasi.
Menurutnya, kolaborasi yang baik akan mempercepat penurunan angka stunting. “Kami ingin meningkatkan komunikasi agar pendampingan menjadi lebih efektif,” tegasnya.
Melalui orientasi ini, Kecamatan Ciwidey mendorong penguatan kapasitas TPK secara menyeluruh. Dengan bekal materi yang lebih relevan dan tugas yang lebih terarah, Tim Pendamping Keluarga diharapkan mampu bergerak lebih cepat, lebih akurat, dan lebih responsif.
Kecamatan Ciwidey menargetkan seluruh tim mampu menjalankan pendampingan yang berkelanjutan sehingga keluarga berisiko stunting memperoleh intervensi yang tepat. Dengan demikian, Kabupaten Bandung dapat memperkuat langkah menuju zero stunting pada tahun-tahun mendatang.
Lily Setiadarma

















