Terkendala Kemacetan Lalu-lintas, Kunjungan Wisatawan ke Suspension Bridge di Kawasan Kawah Rengganis, Alami Sedikit Penurunan

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Meskipun masih terbilang ramai dikunjungi para wisatawan, baik dari Kabupaten Bandung maupun luar daerah, tapi di momen libur Lebaran tahun ini, kunjungan ke Obyek Wisata Kawah Rengganis di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, mengalami sedikit penurunan.

Penyebabnya, destinasi wisata di kawasan Bandung selatan pada saat libur panjang ini diserbu wisatawan, mengakibatkan arus lalu lintas dari Ciwidey kerap mengalami kemacetan, sehingga banyak wisatawan yang tak sampai ke Kawah Rengganis. Ditambah lagi kondisi cuaca, yang masih disertai hujan.

Padahal biasanya disaat libur panjang seperti saat ini kunjungan ke obyek wisata Kawah Rengganis sangat ramai, terlebih karena di obyek wisata itu terdapat ikon pariwisata Bandung selatan, yakni Suspension Bridge Rengganis, yang disebut-sebut sebagai jembatan gantung terpanjang se Asia, dan Keranjang Sultan. Keduanya menjadi primadona wisatawan.

Hal itu diakui Operasional Lapangan, Dede Wahyudin, yang mengatakan jumlah kunjungan ke Suspension Bridge Rengganis dan Keranjang Sultan mengalami penurunan pengunjung.

Kawah Rengganis yang tidak jauh dari lokasi Keranjang Sultan di kawasan Kawah Rengganis Rancabali, Kabupaten Bandung

“Beda dengan tahun kemarin, disaat libur Lebaran tahun ini ada penurunan jumlah pengunjung. Pertama, mungkin karena akses jalan dari Ciwidey ke sini sering macet. Jadi bukan tidak ada pengunjung, cuma pengunjung tidak sampai ke sini. Yang kedua, cuaca tidak menunjang, karena masih sering hujan,” jelas Dede ketika ditemui wartaparahyangan.com di lokasi Suspension Bridge Rengganis, Senin (7/4/2025).

Apalagi memang, lanjut Dede, untuk melintas di Suspension Bridge Rengganis cuaca harus relatif baik. Kalau cuaca mendung misalnya, umumnya pengunjung enggan melintas di jembatan itu. Juga untuk Keranjang Selatan, kalau hujan, ditutup demi keamanan pengunjung.

“Disaat hujan, Keranjang Sultan dihentikan. Karena dikhawatirkan keranjang itu terhempas angin atau apalah. Jadi kita cari safety saja,” katanya.

Dede mengakui, pada H+3 dan H+4 Idul Fitri 2025, jumlah pengunjung sedikit melonjak, meskipun masih jauh dibawah kunjungan pada momen yang sama tahun lalu. “Di 2 hari itu pengunjung yang datang ke sini sekitar 1.000-2.000 orang/hari. Tapi hari-hari berikutnya mulai berkurang. Di H+7 ini misalnya, pengunjung yang datang sekitar 500 orang,” ungkap Dede.

Keranjang Sultan yang berada di Objek Wisata Kawah Rengganis, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.

Di obyek wisata tersebut, selain terdapat kawah, suspension bridge dan keranjang sultan, juga ada kolam rendam air panas dan glamping. Untuk harga masuknya, seperti tiket umum terusan yakni Rp100.000/orang, dan tiket premium terusan Rp150.000/orang. Sedangkan tiket masuk ke glamping Rp25.000/orang, dan tiket reguler ke Kawah Rengganis Rp15.000/orang.

Untuk memanjakan pengunjung, Dede menyebut pengelola Kawah Rengganis ke depan berencana menambah beberapa fasilitas baru.

Sementara itu, salah seorang pengunjung, Deden Sudirman, dari Cikarang, mengatakan ia bersama keluarga berwisata ke Kawah Rengganis antara lain karena ingin merasakan sensasi melintas di Suspension Bridge Rengganis, di samping ingin menikmati keindahan Kawah Rengganis. “Saat melintasi jembatan gantung ini, saya deg-degan juga,” ujar Deden.

Ia pun mengaku senang berwisata ke Kawah Rengganis. “Pemandangan di sini sangat indah dan hutannya masih rimba,” sebut Deden seraya mengajak pengunjung untuk mencoba Suspension Bridge Rengganis dan Keranjang Sultan, dijamin puas.

Lily Setiadarma