Tim Penilai Adiwiyata Kunjungi SD Cukanghaur, Iis Kustiawati: Kami Termotivasi untuk Benahi Kekurangan Sekolah

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Penilaian Sekolah Adiwiyata Kabupaten Bandung tahun 2023 mulai dilakukan. Tim penilai melaksanakan verifikasi dan validasi lapangan, salah satunya ke SDN Cukanghaur, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (26/6/2023).

Adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan kepada sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Gerakan ini bertujuan untuk mewujudkan perilaku ramah lingkungan hidup dari warga sekolah.

Program Adiwiyata dilaksanakan secara berjenjang dan diklasifikasikan berdasarkan nilai yang dicapai, yaitu Adiwiyata Kabupaten, Adiwiyata Provinsi, Adiwiyata Nasional, dan Adiwiyata Mandiri.

Kepala SDN Cukanghaur, Hj. Iis Kustiawati, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim penilai Adiwiyata. Karena dengan adanya penilaian ini, pihaknya lebih memahami apa-apa yang masih kurang dan perlu dibenahi dari sekolahnya.

“Semoga ke depannya penilaian Adiwiyata ini dapat memotivasi sekolah-sekolah dan semakin bersemangat untuk bersaing mewujudkan perilaku ramah lingkungan hidup,” katanya.

Tim Adiwiyata Tingkat Kabupaten Bandung saat berfoto bersama Kepala SDN Cukanghaur Iis Kustiawati, dan para guru di sekolah tersebut, Senin (26/6/2023). Foto Lily Setiadarma

Sementara itu, Ahmad Hidayat, didampingi Suci Pratiwi dari Tim Penilai Adiwiyata Tingkat Kabupaten Bandung mengatakan, hari ini ada verifikasi calon sekolah adiwiyata tingkat Kabupaten Bandung tahun 2023.

“Hari ini ada dua sekolah yang dikunjungi, SDN Cukanghaur dan SDN Sukajadi. Untuk Kabupaten Bandung sendiri semuanya ada 87 sekolah. Kita sudah memverifikasi 6 sekolah sejak minggu lalu,” katanya.

Menurut Ahmad, sepintas pihaknya melihat penataan di SDN Cukanghaur sudah cukup maksimal. “Kami ingin kegiatan penataan itu terus dilakukakan karena adiwiyata sipatnya proses terus-menerus, tidak hanya pada saat kami menilai. Jadi persiapan harus berkelanjutan,” ujar Ahmad.

Nanti tahun depan, kata Ahmad, mudah-mudahan kalau nilainya mencukupi bisa ke tingkat provinsi, kemudian ke tingkat nasional, dan tahun-tahun selanjutnya ke tingkat mandiri.

Ahmad berharap, lingkungan hidup itu dipelihara oleh setiap orang, karena lingkungan hidup tanggung jawab kita bersama, bukan hanya oleh pemerintah saja, tetapi oleh semua kalangan harus terlibat dengan baik.

Namun begitu, lanjut Ahmad, sekolah yang mempunyai nilai sekolah adiwiyata kabupaten, provinsi dan nasional itu memiliki karakter masing-masing, sehingga potensi dan masalah pun berbeda. Artinya, satu sekolah itu tidak bisa dibandingkan dengan sekolah lain.

“Jadi, SDN Cukanghaur berlomba dengan dirinya sendiri, ada potensi, ada masalah. Kalau potensinya lebih besar berarti SD itu lolos untuk mengikuti jenjang provinsi dengan nilai minimal 70,0,” tuturnya.

Ahmad juga menyebutkan, SDN Cukanghaur sudah lumayan bagus baik dari segi fisik maupun penghijauan dan tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang ada di perkotaan.

“Kondisi sarana prasarana di SDN Cukanghaur tadi hasil penilaian sudah cukup bagus, hanya nanti dari tim pemeriksaan kelengkapan administrasi akan memverifikasinya,” kata Ahmad seraya menambahkan, kalaupun ada kekurangan diberi waktu 1-2 minggu untuk memperbaikinya.

Lily Setiadarma