WartaParahyangan.com
BANDUNG – Pemerintah Desa (Pemdes) Cikoneng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, mulai membangun aula kantor desa dua lantai untuk memperkuat layanan publik dan mendukung berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat.
Untuk membangun aula yang dimulai sejak Minggu pertama Juni 2025 itu Pemdes Cikoneng mengalokasikan Dana Desa 2025 Tahap I sebesar Rp131.987.150 dan tahap II sebesar Rp144.137.150. Seluruh pembiayaan bersumber dari sisa anggaran kegiatan pemberdayaan, termasuk tunjangan perangkat desa, RT dan RW.
Kepala Desa Cikoneng, H. Ihsan Nurjaman Sulaeman, menjelaskan bahwa pihaknya memanfaatkan anggaran secara efisien. Ia memastikan dana yang tidak terpakai dari pos rutin tetap memberi manfaat nyata untuk warga.
“Kami ingin sisa anggaran ini menghasilkan sesuatu yang berguna. Maka kami arahkan ke pembangunan aula dan gedung PKK,” kata Ihsan kepada wartaparahyangan.com saat ditemui di Desa Cikoneng, Kamis (12/6/2025).
Menurut Ihsan, pembangunan aula tersebut menjadi bagian dari strategi pelayanan terpadu. Aula akan menampung berbagai kegiatan warga, seperti rapat PKK, karang taruna, dan musyawarah desa.
“Kami rancang bangunannya dua lantai. Aula ini bisa digunakan untuk rapat internal, kegiatan sosial, dan pelayanan kesehatan gratis,” ujarnya.
Ihsan menargetkan kegiatan kesehatan gratis berlangsung rutin setiap minggu. Pemdes bekerja sama dengan pihak terkait agar layanan berjalan maksimal sejak awal. “Kami mulai dari pelayanan mingguan dulu. Kami ingin aula ini benar-benar terasa manfaatnya bagi warga,” katanya.
Pemdes Cikoneng melibatkan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa sebagai pelaksana pembangunan. TPK merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar untuk mendukung proyek ini. Dengan cara ini, pembangunan tidak hanya menciptakan ruang baru, tetapi juga membuka peluang kerja.
“Warga kami sangat antusias ikut terlibat. Mereka bekerja langsung dalam proses pembangunan ini,” kata Kades.
Bangunan tersebut memiliki panjang 17 meter dan lebar 5 meter. Pada tahap pertama, pelaksana menyelesaikan struktur awal lantai satu. Tahap kedua akan melanjutkan pembangunan lantai atas dan penyempurnaan fasilitas.
Desa Cikoneng yang luas wilayahnya 474 ha memiliki penduduk 8.600 jiwa, dan tinggal di 13 RW, 42 RT, dan 4 dusun. Jumlah tersebut menunjukkan pentingnya fasilitas umum yang bisa menampung aktivitas kolektif.
“Jumlah penduduk kami cukup besar. Karena itu, kami butuh ruang serbaguna yang nyaman, aman, dan bermanfaat,” katanya.
Pemdes Cikoneng merancang pembangunan tersebut secara terbuka dan partisipatif. Warga bisa menyampaikan ide atau kebutuhan terkait fungsi ruang tersebut. Pemdes juga mengutamakan transparansi dalam setiap tahap pelaksanaan.
“Kami terus libatkan masyarakat. Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Semua dilakukan bersama-sama,” kata Ihsan.
Dengan pembangunan ini, Pemdes Cikoneng berharap pelayanan publik meningkat dan aktivitas sosial warga semakin aktif. Aula tersebut diharapkan menjadi pusat kegiatan kemasyarakatan yang bersifat inklusif dan produktif.
“Ini bukan sekadar bangunan. Ini adalah ruang kolaborasi antara warga dan pemerintah desa,” tegas Ihsan.

Langkah pembangunan aula menunjukkan komitmen Pemdes Cikoneng dalam memperkuat infrastruktur desa. Melalui pengelolaan dana desa yang tepat guna, Pemdes menciptakan solusi atas kebutuhan nyata masyarakat.
Kepala Urusan Perencanaan Desa Cikoneng, Firman Cuanda, menjelaskan bahwa proyek ini menggunakan pendekatan efisiensi dan kolaborasi. Ia mengkoordinasikan rencana pembangunan agar tetap sesuai jadwal. “Pembangunannya kami bagi dalam dua tahap, dan ditargetkan selesai sekitar Agustus 2025,” katanya.
Firman menekankan bahwa aula dua lantai ini mampu menampung hingga 150 orang. Dengan kapasitas tersebut, aula bisa menampung kegiatan berskala besar, seperti pelatihan dan musyawarah tingkat dusun.
“Kami ingin aula ini menjadi ruang terbuka untuk semua. Warga bisa gunakan untuk kegiatan sosial, pelatihan ekonomi, atau diskusi kebijakan,” ujar Firman.
Ia juga berharap aula tersebut mendorong tumbuhnya inisiatif warga. Dengan ruang yang memadai, warga akan lebih mudah menyelenggarakan kegiatan produktif dan bermanfaat.
Lily Setiadarma