Tradisi ‘Nyekar’ tak Terhalang oleh Pandemi Corona

Hilman Dudistira (38), bersama keluarga saat berziarah ke makam ayahanda Haji Sapri Uun dan ibunda Hj. Eti Aisyah  (almarhum)  di tempat pemakaman  umum ( TPU) Pangkalan Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kab. Bandung.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG – Salah satu tradisi yang dilakukan pada saat hari raya Idul Fitri adalah Nyekar atau ziarah kubur. Meskipun ditengah Pandemi Virus Corona (Covid 19), sejumlah masyarakat tetap melaksanakan aktivitas tersebut.

Hilman Dudistira ( 38), mengatakan bahwa melakukan kunjungan ke makam keluarga usai hari raya Idul Fitri adalah suatu tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun. Biasanya dilakukan pada hari kedua Idul Fitri, karena dihari pertama Idul Fitri, diisi dengan kegiatan silahturahmi bersama keluarga. 

“Karena didaerah saya masih zona hijau, jadi kegiatan ziarah kubur tetap dilakukan meskipun ada Pandemi Virus Corona (Covid 19). Tentunya, dengan tetap menggunakan masker,” ujar Hilman di saat di hubungi telpon selularnya , Selasa (26/5).

Hilman menuturkan bahwa kegiatan ziarah kubur ini bertujuan untuk mendoakan sanak keluarga yang sudah meninggal dunia. Sebelum melaksanakan ziarah kubur, biasanya Hilman berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya untuk menetapkan waktu berziarah. Jika sudah ditentukan waktunya, maka secara bersamaan pergi ke lokasi pemakaman.

“Biasanya kita berkumpul dirumah anggota keluarga yang paling tua,” jelas Hilman.

Hilman berharap Pandemi Virus Corona (Covid 19) ini bisa cepat hilang. Dirinya juga berharap masyarakat Indonesia bisa tetap sehat dan terhidar dari Virus Corona (Covid 19).

Lily Setiadarma