WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG — PT Geo Dipa Energi (Persero) (“GeoDipa”), menyebut pihaknya akan konsisten mendukung program pemerintah terkait peningkatan ekspor komoditas kopi melalui kegiatan Gerakan Tanam Kopi Indonesia (GERTAKI).
Plt. Direktur Utama GeoDipa, Riki Firmandha Ibrahim, mengatakan, bahwa GeoDipa sebagai SMV Kementerian Keuangan memiliki misi mendukung UMKM untuk memperkuat perekonomian, khususnya bagi petani kopi di daerah dimana GeoDipa beroperasi.
“Oleh karena itu, kami mendukung penuh GERTAKI. Gerakan ini akan meningkatan kesejahteraan petani kopi di Jawa Barat secara khusus, dan di Indonesia pada umumnya,” kata Riki.
Dukungan GeoDipa atas program GERTAKI tercermin dalam penandatanganan Nota Komitmen Pengembangan Kopi di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Rabu (26/01) lalu. Bersama Perum Perhutani, GeoDipa dalam hal ini memberikan akses dan fasilitas terhadap pengelolaan kegiatan pengembangan kopi di sekitar wilayah kerja GeoDipa Unit Patuha.
Sebelumnya, saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bandung pada Rabu (26/02/22), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dirinya terobsesi untuk menjadikan Indonesia sebagai penyuplai kopi terbesar ketiga di dunia, sehingga ekspor kopi Indonesia pun naik menjadi tiga kali lipat dari sekarang. Ia juga menyebut Kopi tropis Indonesia saat ini pasarnya cukup baik di dunia.
Karena itu, kata Mentan, Presiden Joko Widodo meminta kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian dan Stakeholders lainnya seperti Pemerintah Daerah dapat memaksimalkan komoditas kopi Indonesia.
Sekarang ini, kopi Indonesia sudah menjadi tren di dunia. Hampir seluruh sudut-sudut kota besar di dunia, menjual beragam kopi Indonesia.
“Kopi Indonesia juga sangat diminati oleh eksportir dan buyer-buyer antarnegara. Ini akan memperkuat Indonesia dalam menghadirkan kopi Indonesia di seluruh dunia,” kata Mentan.
Namun demikian, Syahrul memastikan Indonesia mampu mensuplai kebutuhan dunia atas permintaan komoditas kopi kedepan. Indonesia sendiri saat ini berada pada posisi 5 besar dunia negara penghasil kopi.
“Kita berharap dalam waktu 3 tahun akan naik ke posisi 2 atau 3, minimal di Asia Tenggara kita menjadi negara penghasil kopi terbesar,” ujar menteri.
Lily Setiadarma