Antisipasi Sebaran Covid-19, BPBD Kab. Bandung Semprot Sekretariat PWI dengan Disinfektan

Untuk mengantisipasi penyebaran covid-19, pasca satu pengurus dinyatakan rekatif usai menghadiri kegiatan PT Geodipa Energi, petugas BPBD Kabupaten Bandung lakukan penyemprotan cairan disinpektan di Sekretariat PWI Kabupaten Bandung, Rabu (9/6).

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG – Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung melakukan penyemprotan gedung Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung, Jalan Ciloa, Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang, Rabu (9/6/2021)

Ketua Seksi hubungan antar lembaga PWI Kabupaten Bandung Asep Syahrial mengatakan, penyemprotan disinpektan di lingkungan sekretariat PWI dilakukan pasca ditemukan beberapa anggota PWI dinyatakan reaktif covid-19.

“Ya, ada dua anggota PWI Kabupaten Bandung dinyatakan reaktif covid-19. Saat ini sedang melakukan isolasi mandiri,” kata Asep kepada wartawan, Rabu 9 Mei 2021.

Awing sapaan akrabnya menambahkan pasca adanya anggota yang dinyatakan reaktif covid-19, dirinya melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehetan untuk memantau kondisi anggota yang positif covid, dan dengan  BPBD agar melakukan penyemprotan cairan disinpektan.

“Kami atas nama PWI mengucapkan terimakasih kepada pemkab Bandung, khusunya kepada Kadinkes (Ibu Grace, dan Kepala Pelaksana BPBD, Akhmad Johara) yang sudah merespon dengan cepat,” paparnya.

Ia menjelaskan, sejak dua pekan yang lalu, satu orang pengurus PWI melakukan isolasi mandiri setelah dinyatakan terkomfirmasi positif covid-19.

“Satu pengurus belum selesai isolasi, kemarin ada lagi satu orang pengurus dinyatakan positif saat test antigen di PT Geodipa Energi,” tuturnya.


Ketua PWI Kabupaten Bandung, Rahmat Sudarmaji mengimbau kepada anggotanya untuk menerapkan protokol kesehatan saat melakukan peliputan.

Rahmat menambahkan, menjalankan tugas sebagai jurnalis di masa pandemi seperti saat ini memang dilematis, baik bagi jurnalisnya maupun bagi narasumber yang ditemui sang jurnalis.

“Prinsip-prinsip dasar di dalam peliputan yang terkait dengan COVID-19, alat pelindung diri tetaplah harus kita perhatikan dengan baik. Jangan sampai kita meliput COVID-19, justru ada kawan-kawan yang terpapar COVID-19,” lanjut dia.

Rahmat pun mengimbau kepada lembaga/instansi untuk menghindari a liputan dengan cara tatap muka langsung. “Ada cara lain agar acaranya bisa diliput oleh kami. Bisa dilakukan dengan daring atau webinar,” pintanya.

“Pandemi Covid belum berakhir, Kita harus tetap melindungi diri saat liputan agar tak tertular virus Corona.  Kalau bisa wawancaranya melalui telepon saja,” ujarnya.

Lily Setiadarma