Kisah Relawan SAR Asal Manado, Bantu Korban Gempa Cianjur Berbekal Panggilan Hati

Murdianto bersama rekan-rekan relawan yang ikut membantu korban bencana gempa bumi Cianjur.

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Dari sekian banyak cerita di balik upaya pertolongan korban gempa bumi di Kabupetan Cianjur sampai hari ke-9 semenjak terjadinya gempa tersebut, ternyata banyak hal yang menarik untuk diungkap. Seperti banyak di antara relawan yang bekerja membantu para korban bencana di Cianjur datang dari luar Jawa.

Kepala Devisi Operasi SAR Hidayatulloh, Murdianto (47) warga Manado-Sulawesi yang jadi relawan SAR (Search and Rescue) dalam pencarian dan pertolongan korban gempa di Cianjur, menyebutkan dirinya datang jauh-jauh dari Manado mengemban tugas dari organisasi, juga sebagai panggilan hati untuk membantu sesama.

Kedatangannya ke Cianjur terbilang cukup cepat. Dari Manado bisa langsung bergabung dengan SAR yang sudah ada di Cianjur, walaupun berbekal hanya nekad.

“Kami datang ke Cianjur hanyalah panggilan hati, dan tidaklah kami memikirkan berapa bekal uang yang kami bawa dari Manado untuk ke Cianjur, yang terpikir kami bisa segera membantu para korban,” ujarnya sambil menatap ke arah bongkahan tanah yang longsor akibat gempa, Rabu (30/11/2022).

Jiwanya memang sudah terlatih untuk membantu dengan tidak harus menunggu ada bekal uang. “Jiwa kami dilatih untuk tercepat dalam pertolongan maupun pencarian korban bencana, sehingga saat datang ke Cianjur uang di saku tinggal Rp10.000 (sepuluh ribu rupiah ) tidaklah jadi keluhan,” tutur Murdianto.

Umumnya relawan, kata Murdianto, tidak dengan bekal banyak, maka di lokasi bencana relawan pun banyak merasakan seperti apa yang dirasakan oleh para korban bencana, kadang haus juga lapar. Tapi semua terhapus bahagia jika bisa membantu menyelamatkan korban.

Baginya kejadian gempa di Cianjur, didapati pegalaman yang cukup berbeda dengan bencana-bencana di daerah lain yang pernah didatanginya, seperti ketika di Sentani, NTT, Halmahera selatan, Palu dan masih banyak yang lain.

Dalam melaksanakan tugasnya, Murdianto terbilang berpengalaman dan sudah dibekali dengan ilmu tentang aturan-aturan SAR yang didapatinya dari berbagai pelatihan SAR baik di Sulawesi maupun di Jakarta.

Malah belum lama ini Murdianto telah mengikuti kegiatan pelatihan tanggap darurat InsaRag Asia Pasifik Regional di Bali. “Semua pelatihan yang saya terima itu sangat berguna ketika saya menjadi bagian dari tim SAR gabungan di Cianjur ini,” katanya.

Wan Kusmiran