Catatan Anneu, Guru SMKN PP Cianjur
Tak Percaya tapi Nyata
(Pengalaman diri saat terjadi gempa bumi 21 Nopember 2022)
ALLOHUAKBAR…. Allohuakbar… Allohuakbar….. suara takbir bergema bercampur dengan jeritan dan teriakan saat anak manusia merasakan guncangan yang begitu dasyat.
Ucap yang keluar dari mulut saat solat yang baru di rakaat kedua berlangsung, segera berlari mencari jalan keluar saat pintu terkunci dengan tembokan atap yang sudah bercecer di bawah dan masih terasa debu dari tumpahan tembok yang lepas berterbangan.
Kuasa Alloh, kunci pun terbuka, dengan tahanan kaki yang gemetar, bibir masih berucap takbir, segera kuambil alat telekomunikasi yang bisa menghubungkan dengan orang-orang tersayang sekedar memastikan kabar atas peristiwa yang menimpa.
Air mata berurai mengingat peristiwa yang terjadi, jeritan dan tangisan anak negeri menyertai deraian air mata atas peristiwa yang menimpa. Kaget dan shok mereka segera berhamburan berlari menyelamatkan diri sehingga kaki terkilir dan lain sebagainya.
Keadaan darurat memaksa kami tidak melanjutkan proses belajar mengajar. Setelah memastikan peserta didik kembali ke rumah masing-masing, dan mengkondisikan ruangan aman untuk ditinggal, bergegas kami pulang menuju keluarga.
Sepanjang jalan semua orang menuju tempat masing-masing memaksa kami di jalanan antri karena arus yang padat. Hiruk pikuk diwarnai mobil ambulance yang membawa pasien membuat pikiran tak konsen dalam perjalanan.
Campur baur prasangka karena belum bisa memastikan kondisi keluarga sesungguhnya. Sepanjang jalan hati tak karuan, mencoba menghubungi mereka yang menjadi tujuan. Tak satu pun dapat menerima panggilan membuat hati berfikir tak menentu.
Alhasil memasuki jalan menuju tempat tinggal, pemandangan membuat air mata teruai jatuh berderai basahi pipi ini. Tangan kanan dan kiri bergantian menyeka air mata yang teruai keluar tanpa bisa dibendung sambil tetap mencoba konsen kendalikan stir.
Semakin terlihat jelas, pemandangan atas wajah-wajah anak manusia yang begitu ketakutan, manakala memasuki area perkampungan yang setiap hari dilewati. Dan yang paling membuat hati semakin bergetar hebat begitu melihat bangunan tempat belajar anak-anak sekolah dasar yang roboh karena guncangan.
Tak sabar ingin segera bertemu dengan keluarga segera ku parkirkan mobil dan berlari sambil memanggil-manggil mereka yang ada di rumah.
Sampai akhirnya didengar jawaban dan alhamdulillah dalam kondisi yang baik, hanya posisi rumah yang berantakan karena guncangan yang begitu dasyat, tembok rumah yang retak dan dinding belakang menimpa bangunan lainnya. Kuasa Alloh tidak didapatkan korban jiwa.
Namun demikian beberapa rumah sekitar kami ada yang hancur ambruk membuat mulut ini yang tak bisa berkata apa-apa, selain meminta perlindungan dari yang Maha Kuasa, Alloh SWT.
Guncangan susulan yang bertubi-tubi membuat kami dan warga memutuskan untuk menjauh dari bangunan, berikhtiar tidak tertimpa bangunan saat ada goncangan yang bisa membahayakan keselamatan jiwa. Kita harus berihtiar walaupun Alloh yang menentukan segalanya.
Memasuki sore hari langit begitu mendung menandakan turut prihatin atas musibah yang menimpa kami.
Kami bangun pengungsian seadanya. Bahu-membahu bekerjasama mendirikan tenda sebagai tempat berlindung sementara agar tidak kehujanan mengingat cuaca yang sudah begitu redup pertanda akan segera datang hujan dan guncangan sesekali masih dirasakan kami.
Suasana semakin mencekam, hentakan berulang terjadi, penerangan tidak ada, semakin membawa suasana yang tak karuan. Kami bangun tenda fokus untuk anak bayi dan balita. Atas pertolongan Alloh alhamdulillah bisa diatasi walau dalam kondisi seadanya.
Banyak saudara, kerabat, kawan dan koleha meminta informasi untuk kondisi terkena gempa karena mereka tahu kami berada di lokasi pusat gempa yaitu kota Cianjur. Dukungan moril dan materil dengan cepat berdatangan.
Kuasa Alloh hari pertama untuk logistik dapat teratasi bagi warga sekitar. Kami ucapkan terima kasih atas bentuk kepedulian dan rasa kemanusian yang telah diberikan. Semoga Alloh membalas setiap kebaikan yang bapak/ibu, rekan-rekan semuanya yang telah diberikan pada kami.
Seperti janji Alloh yang dituliskan dalam surat ke-99 dalam Al Qur’an yaitu surat Az Zalzalah ayat ke-7 yang artinya ”barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zaarah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya”. Amal kebaikan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat balasannya. Dan amal di sini tak hanya berupa perbuatan fisik tetapi juga pekerjaan hati termasuk niat. (Dikutip dari https://bersamadakwah.net/surat-al-zalzalah/).
Ujian atau siksaan
Berhamburan menuju lapangan saat bumi diguncangkan sebagai pertanda peringatan kuasa Alloh tak tertandingkan
Manusia berteriak kencang suara keluar dengan lantang
Panik datang menerjang
Hati bergetar
Kosongata
Memandang
Ampuni kami ya Robb
Terlalu banyak dosa
Dan maksiat
Telah banyak manusia perbuat
Sehingga engkau ingatkan segera bertobat
Jika ini adalah ujian kuatkan dan selamatkan
Berikan kami kesempatan perbaiki diri
Dalam bertahan.
(Aneu281122)
Sampai hari ini pun getaran itu masih ada, kami trauma, takut masuk rumah. Doakan kami, semoga semua dapat dilewati dengan tenang sehingga membawa keselamatan.***
Penulis, Ai Aneu M, S.Pd.
Lahir: Cianjur, 07 Maret 1973
Moto hidup, harus bersukur, tetap bersyukur dan selalu beryukur.
Kontak Penulis: Hp : 081223939547, Email: aneumasyruroh73@gmail.com, Instragram: @aneukust, Fb: Aneu M)