WARTAPARAHYANGAN.COM
SUKABUMI — Sebagian lahan dan bangunan SDN 4 Cisande kecamatan Cicantayan akan tergerus dan terdampak proyek double track kereta api Sukabumi-Bogor. Hal ini karena sebagian lahan dan bangunannya berada dilahan mlik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Diantaranya yang akan dibongkar adalah, rumah dinas penjaga sekolah, tempat lapang upacara dan satu ruang kelas.
Demikian dikatakan Mulyana Sutarno, SPd. Kepala SDN 4 Cisande. Dijelaskan Mulyana, SDN 4 Cisande yang berlokasi di kampung Babakan Kadupugur desa Cijalingan ini, luas lahannya yang ditempati bangunan SDN 4 sekitar 900 meter persegi, dan akan terdampak proyek PT KAI ini sekitar 500 M2. Sementara jumlah ruang kelas dan ruang guru 7 ruangan yang digunakan 7 rombongan belajar oleh 374 siswa.
“Dampak dari proyek double track jalan KA itu, kami telah memprogramkan akan merobah posisi bangunan sekolah yang semula menghadap ke jalan KA, nantinya menghadap ke selatan. Belakang bangunan sekolah yang menghadap ke jalan KA akan dipagar untuk keselamatan siswa. WC anak akan dipindahkan dekat pintu masuk. Termasuk proses belajar kelas 1-a dan 1-b akan digabung satu ruang secara bergiliran,“ kata Mulyana.
Semua program tersebut tambah Mulyana, pembiayaannya telah disetujui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi. Termasuk untuk membeli lahan baru tempat lapang upacara. Bahkan telah di disurvei oleh dinas terkait dan pihak DPRD Kabupaten Sukabumi. “Insya Allah akan dimulai pemugarannya pada akhir tahun pelajaran 2020 sekitar bulan Juli. “tandasnya.
Sementara di tempat terpisah, untuk menindak lanjuti SDN-SDN yang terkena dampak proyek PT KAI, M. Solihin, Kadis Pendidikan Kabupaten Sukabumi menjelaskan, selain SDN 4 Cisande yang hanya sebagian lahan dan bangunannya yang terkena dampak, beberapa SDN di Kecamatan Cibadak akan terdampak pula. Bangunan SDN-SDN itu terdampaknya hampir 100 persen yang tergerus pembebasan lahan dalam proyek doubletrack.
“Memang tidak mudah untuk merelokasi SDN yang 100 persen terdampak. Setelah dianalisa ada dua kelompok. Yaitu ada yang tidak mau direlokasi tapi ingin kembali dibangun berdekatan dengan bangunan lama, dan ada juga menyatakan siap untuk direlokasi,“ kata Solihin.
Lebih jauh Solihin menjelaskan, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi telah menurunkan tim kajian yang nantinya akan mencari solusi terhadap pembongkaran bangunan SD yang terdampak pembangunan jalur kereta Api Sukabumi – Bogor. “Apabila masyarakat yang tergerus pindah keluar kecamatan lebih banyak maka tidak perlu direlokasi disitu karena akan kurang efektif, dan kami akan mempermudah untuk memfasilitasi kepindahan masyarakatnya.
Upaya lain tuturnya, apabila ada dua SD yang berdekatan mungkin tidak perlu dibangun dua SD tapi akan lakukan merger (penggabungan) dua sekolah tersebut. Kaitan selama pembongkaran, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) jelas tidak akan berhenti. Upayanya adalah melakukan komunikasi dengan bangunan Sekolah MD (Madrasah Diniyah) terdekat untuk penampungan kegiatan KBM. “Alhamdulillah semua program itu banyak dukungan dari masyarakat,“ pungkasnya.
UJANG S. CHANDRA