WartaParahyangan.com
BANDUNG – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengatakan, sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang terjadi di lapangan melahirkan banyak tantangan bagi para pendakwah dalam menyampaikan dakwahnya.
Oleh karena itu, para penceramah atau pendakwah hendaknya terus meningkatkan kompetensi.
Demikian disampaikan Tubagus Ace Hasan Syadzily atau biasa disapa Kang Ace pada acara Penguatan Kompetensi Penceramah Agama Islam Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat, di Sari Ater Hotel, Bandung, Senin (19/6/2023).
“Sebagaimana kita ketahui arus informasi semakin deras melalui media sosial. Seiring dengan itu masyarakat menginginkan hal instan dalam persoalan agama, cukup bertanya hanya ke ‘Kyai Google’. Padahal sebuah pemahaman agama harus diotentifikasi sanadnya (asal usul dari sumber utamanya). Ini adalah sebuah tantangan bagi para pendakwah saat ini,” papar Kang Ace.
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat ini ceramah dengan mengumbar ujaran kebencian tentu harus dihindari karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dakwah sesungguhnya.
“Sebab itu penguatan kompetensi penceramah tentu sangat diperlukan,” terang Kang Ace yang juga dikenal berasal dari keluarga dan lulusan sejumlah pesantren terkemuka di Jawa Barat ini.
“Para pendakwah itu selain harus memiliki ilmu agama yang mumpuni, juga harus menjadi teladan bagi umat. Memanfaatkan teknologi informasi dengan memanfaatkan media digital tentu sangat baik, tetapi tetap harus dalam koridor dan adab yang benar dengan tidak melakukan hal-hal yang berbau kebencian terhadap sesama,” sambung Kang Ace.
Ia berharap para pendakwah ini bisa menjadi terdepan dalam membangun toleransi dan kemaslahatan umat. “Kalau ada ribut-ribut soal pendirian rumah ibadah, tolong didamaikan. Jangan malah memanas-manasi. Sebab tujuan beragama kita itu tiada lain hanya untuk kemaslahatan umat,” pesannya.
Pada acara yang dihadiri sejumlah tokoh agama dan pendakwah itu, Kang Ace mengungkap peran penting penceramah dalam menjaga kerukunan umat. Ia mengatakan bahwa masyarakat membutuhkan kondisi yang aman dan tenang dalam beribadah.
Kang Ace bahkan sempat menceritakan bahaya konflik antar umat beragama seperti yang terjadi dibeberapa negara Timur Tengah. “Kita jaga bangsa ini. Kita tidak tenang beribadah kalau ada perang. Karena itu, mari kita menjaga NKRI. Karena menjaga NKRI sama dengan membela agama,” jelas alumnus Ponpes Cipasung Tasikmalaya ini.
Ia menegaskan bahwa menjaga bangsa dan negara adalah sejalan dengan prinsip maqasid syariah dalam Islam yaitu hifzdu nafs serta memajukan kesejahteraan umum (hifzdu mal).
“Sebab itu mari kita lakukan ceramah dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip dakwah yang benar agar kedamaian, kerukunan dan kemaslahatan umat bisa terbangun di negeri tercinta ini,” ujarnya.
Asep R. Rasyid