Barusen Hills Ikut Terdampak Kemarau Panjang, Adi Kustiwa Sebut Pihaknya Tetap Memberikan Pelayanan Terbaik

Anak-anak tampak ceria berenang di kolam renang yang ada di Barusen Hills Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/9/2023). Foto Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata di wilayah Bandung selatan, dalam dua bulan terakhir jumlahnya menurun sebagai dampak kemarau panjang. Salah satunya kunjungan ke objek wisata Barusen Hills Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

Akibat kemarau, debit air di obyek wisata tersebut menurun hingga 70 persen dan ini berdampak pada jumlah kunjungan yang turun hingga 30 persen.

Owner Barusen Hills, H. Adi Kustiwa, S.E., mengatakan, jumlah kunjungan ke Barusen Hills Pasirjambu menurun hingga 30 persen, atau perbulan hanya 3.000-4.000 pengunjung. Padahal biasanya dalam satu bulan wisatawan yang berkunjung ke Barusen Hills mencapai 12 ribu orang.

Adi menyebutkan salah satu wahana yang terdampak musim kemarau ini, yakni wahana kolam perahu (bebek) dimana debit air di kolam atau situ berkurang hingga 70 persen, sehingga saat ini perahu bebeknya tidak bisa digunakan, karena airnya surut.

“Hal itu tentu saja berdampak pada kunjungan wisatawan, yang sekarang ini jumlahnya berkurang,” ujar Adi kepada Wartaparahyangan.com di Barusen Hills, Sabtu (16/9/2023).

Namun begitu, lanjut Adi, pihaknya tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada para pengunjung, karena masih ada beberapa kolam renang yang menjadi favorit pengunjung tetap terisi air dengan normal.

Tampak perahau bebek terparkir di salah satu wahana Barusen Hills Pasirjambu akibat debit air kolam surut hingga tidak bisa berfungsi. Foto Lily Setiadarma

“Alhamdulillah, wisatawan yang berkunjung ke Barusen Hills Pasirjambu masih banyak, meskipun memang jumlahnya menurun dibandingkan dengan jumlah kunjungan sebelum kemarau tiba. Hari ini sudah ada 5 bus tamu yang masuk ke Barusen Hills. Alhamdulillah,” ujarnya.

Adi berharap kemarau segera berlalu, dan hujan segara turun, sehingga wisata air bisa normal kembali.

Sementara itu, salah seorang pemilik warung di kawasan Barusen Hills, Anti (39), yang biasa berjualan dekat wahana kolam (bebek) mengaku penghasilannya menurun sejak musim kemarau tiba, atau sejak sekitar dua bulan lalu.

“Diwaktu normal banyak sekali pengunjung yang berlayar menggunakan perahu bebek, tapi sekarang wahananya tidak bisa digunakan karena airnya surut,” ujar Anti yang menyebutkan diwaktu normal, khususnya Sabtu dan Minggu, pendapatannya bisa mencapai Rp2,5 juta.

“Sekarang boro-boro, paling dapat Rp600 ribu hingga Rp700 ribu. Bahkan terkadang cuma dapat Rp200 ribu. Mudah-mudahan saja cepat turun hujan, agar tamu yang berkunjung ke Barusen Hills kembali banyak seperti diwaktu normal,” katanya.

Lily Setiadarma