
WARTAPARAHYANGAN.COM
CIANJUR — Dengan dalih mengejar ketertinggalan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cianjur, H. Herman Suherman, merotasi 849 kepala SD, SMP dan puskesmas di lingkungan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
“Saya harap para kepala sekolah dan puskesmas yang dilantik ini dapat bekerja keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, sehingga bisa mendongkrak IPM Kabupaten Cianjur,” kata Herman seusai melantik 93 kepala SMP, 711 kepala SD, dan 45 kepala puskesmas di Pancaniti Pendopo Cianjur, Selasa (7/1).
Dari Informasi yang diperoleh Parahyangan, memang IPM Kabupaten Cianjur hingga saat ini masih berada di urutan terendah di antara semua kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar). Ini terlihat dari tabel IPM Kabupaten/Kota yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar selama kurun waktu 2010-2018.
Pada 2018 misalnya, IPM Kabupaten Cianjur berada di urutan ke-27 dari 27 kabupaten/kota di Jabar dengan angka 64,62. Angka ini lebih rendah dari rata-rata IPM Jabar yang pada 2018 mencapai 71,30.
Hal itu terjadi antara lain karena rendahnya capaian pembangunan pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Cianjur, dengan indikasi (di sektor pendidikan) masih banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah, dan di sektor kesehatan antara lain masih banyak rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat.
Karena itulah Plt Bupati Cianjur menekankan kepada para kepala sekolah dan pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan agar tak henti meningkatkan kinerja untuk mengejar ketertinggalan IPM.
“Tugas yang paling pokok khususnya untuk para pejabat Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yakni meningkatkan IPM. Harus ada target. Kita tidak boleh ketinggalan oleh kabupaten/kota lain. Saya yakin kita bisa meningkatkan IPM,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbub) Kabupaten Cianjur, H. Oting Zaenal Muttaqin, berharap dengan dilantiknya para kepala sekolah tersebut kinerja Disdikbud akan lebih baik lagi dan tidak ada permasalahan di setiap sekolah.
“Pelantikan kali ini merupakan tahap pertama. Akan ada tahap kedua nanti, sesuai kebutuhan. Juga pelantikan ini tidak ada pungutan. Kalau ada oknum yang melakukan pungutan lapor ke saya, akan langsung saya delet,” tegasnya.
Oting juga menyebutkan, saat ini ada 40 persen gedung sekolah yang rusak berat. Namun untuk memperbaikinya tidak bisa sekaligus.
Untuk itu Oting akan meminta kepada para kepala sekolah untuk mengirimkan company profil ke kantor Disdikbud, sehingga pihaknya bisa memilih mana gedung sekolah rusak yang perlu diprioritaskan perbaikannya.
“Kita tidak bisa membangun semuanya. Makanya kita pilih mana yang benar-benar rusak, itulah yang didahulukan,” katanya.
(Asep R. Rasyid)