Bertemu dengan Ratusan Penyuluh Agama, Kang Ace Sebut Pendidikan Islam Harus Bertransformasi Sesuai Zaman

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat bertemu dengan ratusan penyuluh agama Islam, di RM Riung Panyauangan Banjaran, Kabupaten Bandung, Sabtu (11/11/2023).

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengatakan, pendidikan Islam harus mampu bertransformasi mengikuti zaman supaya bisa mempersiapkan umat menghadapi berbagai tantangan yang terjadi saat ini dan yang akan datang.

Hal itu disampaikan Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat bertemu dengan ratusan penyuluh agama Islam, di RM Riung Panyauangan Banjaran, Kabupaten Bandung, Sabtu (11/11/2023).

“Pendidikan Islam harus mampu mempersiapkan umat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Sebab itu pendidikan Islam harus bertransformasi dengan zaman, dan para penyuluh memegang peran penting dalam proses transformasi itu,” papar Kang Ace.

Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat itu mengajak para penyuluh agama Islam bisa memastikan pendidikan Islam bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, sehingga pendidikan Islam makin maju dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan kekinian.

“Kita harus memegang prinsip al-muhafadzatu ala qodimi sholih, wal ahdzu bil jadidil ahslah (memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik). Sehingga walaupun kita berpondasi pada nilai agama, tapi mampu bertransformasi dengan perkembangan zaman,” jelas Kang Ace seraya menyitir beberapa keterangan dalam tradisi pesantren.

Disebutkan wakil rakyat asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Bandung dan Bandung Barat itu pihaknya selaku pimpinan di Komisi VIII DPR RI yang membidangi urusan agama terus mendorong lahirnya berbagai regulasi yang mendukung transformasi pendidikan Islam tersebut. Seperti
Undang-Undang Pesantren pada 2019.

“Sebagai alumni pesantren, tentu saja saya memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan pendidikan pesantren supaya bisa makin maju. Ini semuanya dibahas di Komisi VIII DPR RI, bukan di Komisi lain sehingga tidak perlu ada yang ngaku-ngaku,” ujar Kang Ace yang saat UU itu dibahas menjadi Wakil Ketua Panja UU Pesantren.

Alumni Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya itu berharap kehadiran para penyuluh agama Islam bisa menjadi jembatan bagi terwujudnya kemajuan pendidikan Islam termasuk di pesantren tersebut.

“Banyak ulama yang telah (meninggal) mendahului kita, sementara kita belum siap meneruskan perjuangan dan menggantikan mereka. Kita tentu saja patut khawatir dengan kondisi itu,” sambungnya.

Asep R. Rasyid