Dadang Naser: Pancasila Tidak Boleh Diubah

Bupati Bandung H. Dadang M.Naser memukul gong tanda saat mersmikan lauching seminar gerakan penguatan pendidikan karakter Kab. Bandung,  disaksikan Dirjen GTK Kemendiknas H.Sumarna Surapranata, Ph.D, M.Si,  staf Ahli Mendikbud bidang pembangunan karakter, DR.H. Arie Budhiman, dan Kadisdik Kab. Bandung DR. Juhana MM.Pd, di Gedung Budaya Sabilulungan Jl. Raya Al-fatu Soreang Kab. Bandung, Kamis ( 18/5)
Bupati Bandung H. Dadang M.Naser memukul gong tanda saat mersmikan lauching seminar gerakan penguatan pendidikan karakter Kab. Bandung, disaksikan Dirjen GTK Kemendiknas H.Sumarna Surapranata, Ph.D, M.Si, staf Ahli Mendikbud bidang pembangunan karakter, DR.H. Arie Budhiman, dan Kadisdik Kab. Bandung DR. Juhana MM.Pd, di Gedung Budaya Sabilulungan Jl. Raya Al-fatu Soreang Kab. Bandung, Kamis ( 18/5)

Warta Parahyangan  — BANDUNG

Bupati Bandung Dadang M Naser mendukung penguatan pendidikan Pancasila di semua tingkatan di sekolah di Kabupaten Bandung. Pancasila sebagai ideologi negara tidak boleh diabaikan, apalagi dirubah. Tapi justru harus dijadikan doktrin yang kuat dan ditanamkan sejak dini.

“Pancasila itu idiologi negara, tidak boleh dirubah. Justru harus diperkuat, lihat di Jepang idiologi itu jadi doktrin. Salah satunya diimplementasikan dalam lagu-lagu perjuangan, yang selalu dinyanyikan dengan gagah berani, itu idiologi negara dan semangat  nasionalisme,”kata Dadang usai membuka seminar penguatan pendidikan karakter di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kamis (18/5/17).

Menurut Dadang, pendidikan Pancasila sangat penting diperkuat dalam jiwa setiap siswa di sekolah, bahkan dalam jiwa semua anak bangsa. Pendidikan Pancasila ini, sebagai  dari pembentukan karakter bangsa Indonesia. Jangan sampai pendidikan Pancasila ini berkurang. Tapi justru harus terus diperkuat dan digelorakan dalam jiwa setiap anak bangsa.

“Saya setuju sekali penguatan pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah itu harus dilakukan. Seperti dulu itu ada pendidikan atau penataran P4,”ujarnya.

Dadang melanjutkan, Pancasila sebagai idiologi negara sudah final, tidak bisa dirubah atau digantikan dengan idiologi lainnya. Namun demikian, sebagai seorang manusia yang memiliki keyakinan keagamaan dipersilahkan selama itu tidak bertentangan dengan Pancasila.

“Seperti orang Islam punya keyakinan pada Al Quran, Kristen dengan Injilnya begitu juga dengan agama lainnya itu silakan saja. Tapi tetap jangan sampai bertentangan dengan Pancasila. Makanya dari dulu juga saya menentang konsep azas tunggal,”ujarnya.

Disinggung mengenai pendidikan karakter, kata Dadang, sebenarnya saat inipun bukan tidak ada pendidikan karakter. Namun, harus dilakukan penguatan  dipadukan dengan gerakan karakter lokal dalam semangat Sabilulungan.

“Kabupaten Bandung dijadikan basis gerakan pendidikan karakter berbarengan dengan karakter lokal Sabilulungan. Sabilulungan ini mengedepankan silih asah, asuh, gotong royong, saling membantu dan lainnya,”katanya.

Pendidikan karakter ini, lanjut Dadang, akan digalkan secara masif dan berkesinambungan.  Salah satunya diterapkan dan ditekankan disetiap sekolah yang ada di Kabupaten Bandung. Bahkan, nantinya akan dibentuk Satuan Kerja (Satker) yang bertugas melakukan penguatan pendidikan karakter.

“Penekanan pendidikan karakter juga akan diberikan kepada para guru secara berkesinambungan. Ini program nasional yang digelar di Kabupaten Bandung, kita semua harus mendukungnya, karena memang pendidikan karakter itu sangat penting,”katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, DR. Juhana M.M.Pd. didamping Sekertaris DR. Marlan Nirsayamsu MS.i  disela-sela kegiatan louncing dan seminar gerakan pengutan pendidikan karakter di gedung budaya Sabilulungan, Kamis ( 18/5).
menambahkan, pendidikan karakter ini merupakan program nasional yang dikolaborasikan dengan konsepsi gerakan lokal Sabilulungan.

“Kami sudah buat rencana aksi daerah. Pendidikan karakter harus masuk secara inklusif dalam berbagai kegiatan mata pelajaran intrakulikuler, ekstrakulikuler dan non kulikuler. Artinya, pendidikan karakter ini harus masuk dalam setiap sendi kehidupan siswa, yah syukur-syukur dalam kehidupan masyarakat luas juga,”katanya.

Pendidikan karakter ini, jelas Juhana, akan disosialisasikan soal bagaimana strategi pendampingan melalui sistem profesional. Seperti dalam musyawarah guru mata pelajaran, musyawarah kepala sekolah dan lainnya.

“Gerakan pendidikan karakter ini juga akan diperkuat dengan pembentukan Satker. Serta dilaksanakan secara berkesinambungan. Tidak boleh selesai,”ujarnya.

wakil sekertaris Dewan Pendidikan Kab. Bandung Asep Kartika, mengatakan, launching dan seminar gerakan penguatan pendidikan karakter Kab. Bandung yang dihadiri Dirjen GTK Kemendiknas dan dari  staf Ahli Mendikbud bidang pembangunan ini sangat positip dan perlu ditindak lanjut untuk kedepannya.

Masih Kata Asep,  peserta yang hadir mencapai 850 Orang. Mereka terdiri berbagai profesi, di antaranya para kepala sekokah , Pengawas, TK/ SD / SMP PNF, Penilik dan Tutor PKBM yang ada di 31 Kecamatan se- Kab. Bandung.

Lily Setia darma