Dari Luar Daerah Diterima, Lulusan SMPN 3 Ciwidey Gagal Masuk SMAN 1 Ciwidey Tanpa Alasan Jelas

Gedung SMAN 1 Ciwidey, Jalan Babakan Tiga No. 125, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Foto dok Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Sembilan orang siswa lulusan SMPN 3 Ciwidey, Kabupaten Bandung, terpaksa harus menelan kekecewaan karena impian mereka melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Ciwidey melalui jalur nilai rapor, pupus sudah. Padahal ke 9 siswa itu merupakan warga Ciwidey.

Pihak SMAN 1 Ciwidey tak meluluskan kesembilan orang calon siswa tersebut tanpa alasan yang jelas, sementara di sisi lain SMAN itu justru menerima calon siswa dari luar Kabupaten Bandung.

“Dari SMPN 3 Ciwidey itu yang daftar melalui jalur nilai rapor ada 9 orang. Anehnya tak satu orang pun yang diterima, padahal mereka ini anak-anak dengan rangking yang bagus, termasuk anak saya itu rangking 2 di SMPN 3 Ciwidey,” ujar Eep (45), warga Kampung Malingping, Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, kepada wartawan, Jumat (23/6/2023).

Anehnya, sambung Eep, justru calon siswa dari luar daerah banyak yang diterima di SMAN 1 Ciwidey melalui jalur nilai rapor ini. Seperti yang tercantum dalam situs resmi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN 1 Ciwidey, terdapat nama-nama calon siswa asal luar Kabupaten Bandung, di antaranya dari Tasikmalaya, Cidaun Cianjur, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

“Selain dari luar daerah, yang aneh dan janggal, ada salah satu SMP swasta di Ciwidey yang hampir semua siswa yang daftar ke SMAN 1 Ciwidey diterima di sana, ini kan semakin aneh saja. Masa anak-anak kami dari SMPN 3 Ciwidey yang hanya 9 orang pendaftar itu tak satu orang pun diterima,” ujarnya.

Selain kecewa dan menyayangkan kebijakan panitia PPDB di SMAN 1 Ciwidey, kata Eep, para orang tua juga mempertanyakan keseriusan dan koordinasi antara pihak SMPN 3 Ciwidey dengan pihak SMAN 1 Ciwidey. Karena gara-gara mempercayakan pendaftaran kolektif melalui sekolah, anak-anak mereka justru tak diterima di SMAN 1 Ciwidey.

“Harusnya pihak SMPN 3 Ciwidey juga malu dengan kejadian ini. Ini menunjukkan kegagalan mereka. Kalau nilai rapor anak-anak kami dianggap di bawah standar pihak SMAN 1 Ciwidey, harusnya anak-anak kami tidak didaftarkan ke SMAN itu. Tapi sayangnya pihak SMPN 3 Ciwidey juga enggak bisa berbuat apa-apa, cuma bilang ke anak-anak agar bersabar saja, ini kan memalukan,” ujarnya.

Sejumlah siswa sedang berlatih di lapangan serbaguna SMAN 1 Ciwidey. Foto dok Lily Setiadarma

Dengan kejadian ini, ia khawatir dengan psikologis anak-anak dari SMPN 3 Ciwidey. Karena sebelumnya mereka punya harapan besar bisa diterima di SMAN 1 Ciwidey, tapi ternyata gagal. Padahal ke 9 orang calon siswa ini merupakan anak-anak berprestasi akademik yang bagus di SMPN 3 Ciwidey yang berlokasi di Desa Rawabogo itu.

“Saya kasihan sama anak saya, dia sudah semangat, percaya diri dan gembira mau sekolah di SMAN 1 Ciwidey. Tapi eh malah ditolak tanpa ada penjelasan apa-apa dan malah menyisakan berbagai kejanggalan,” katanya.

Sementara itu, Kepala SMPN 3 Ciwidey, H. Dadang Hadiana, S.Pd., saat dihubungi wartaparahyangan.com melalui sambungan telepon selularnya, Jumat (23/6/2023) petang, mengaku ke 9 siswa dari SMPN 3 dimasukan ke jalur prestasi nilai raport dan itu mungkin terkalahkan oleh yang lainnya yang nilainya lebih besar.

Ketika ditanya mengenai upaya dan tanggung jawab dari pihak sekolah, Dadang mengatakan hal itu sudah kewenangan di SMA yang dituju ke 9 anak tersebut. Aturannya pun sudah jelas. Bahkan berkali-kali ditanyakan upaya apa saja yang dilakukan, Dadang selalu mengelak dengan dalih hal itu bukan kewenangannya.

“Tetap itu sistem yang berbicara, memasukan dengan online, menghitungnya dengan online pula, karena sistem yang berlaku begitu, ya mau bagaimana lagi?” katanya.

Kepala SMAN 1 Ciwidey, Drs. Adi Sumiarto, M.M.Pd., ketika akan dikonfirmasi melalui sambungan telponnya, Jumat (23/6/2023), hingga berita ini diterbitkan, belum memberikan respon sama sekali.

Lily Setiadarma