Gelar Temu Tokoh, Ketua DPRD Cianjur Metty Triantika Dorong Pembangunan Berbasis Kebudayaan

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ir. Hj. Metty Triantika, MT., menegaskan pentingnya langkah dan pendekatan pembangunan yang senantiasa berbasis pada akar kebudayaan. Sehingga pelaksanaan pembangunan dapat mendorong inovasi, kolaborasi dan gotong royong untuk menciptakan masa depan bersama yang lebih berkarakter.

“Budaya lokal adalah akar kehidupan masyarakat. Kita tidak bisa berbicara pembangunan berkelanjutan tanpa menghormati nilai-nilai budaya yang menjadi identitas kita. DPRD berkomitmen membawa visi ini ke dalam kebijakan daerah,” kata Metty Triantika dalam acara Temu Tokoh Hearing/Dialog Pimpinan DPRD Kabupaten Cianjur bersama Tokoh Masyarakat di Aula Desa Nanggalamekar, Ciranjang, Minggu (19/1/2025).

Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah tokoh seperti kepala desa, unsur TNI/Polri, ulama dan pimpinan pondok pesantren, tokoh seni budaya, pemuda, perwakilan organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), tokoh pendidikan, perwakilan komunitas perempuan serta UMKM se-wilayah Dapil IV Cianjur, meliputi Kecamatan.Ciranjang, Mande, Sukaluyu, Bojongpicung dan Haurwangi.

Para tokoh yang hadir nampak sangat antusias memberikan berbagai pandangan dan aspirasinya terkait pembangunan di daerahnya masing-masing. Mereka berharap Ketua DPRD Kab. Cianjur, Ir. Hj. Metty Triantika, MT., yang berasal dari dapil IV bisa membawa perubahan yang signifikan bagi pembangunan di wilayah ini.

Sementara Metty Triantika, menekankan pentingnya menjaga tradisi seperti budaya gotong royong dan musyawarah sebagai landasan pembangunan yang lebih humanis. “Nilai-nilai seperti gotong royong dan musyawarah adalah jantung dari budaya kita. Ini harus terus dipertahankan agar pembangunan kita memiliki jiwa dan arah,” kata Bendahara Umum DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat itu disambut tepuk tangan hadirin.

Ia kemudian menjelaskan pentingnya semangat tradisi dan penerapan pilar budaya yang dimiliki Cianjur yakni Ngaos, Mamaos dan Maenpo sesuai dengan Perda No. 10 Tahun 2020 tentang Penerapan Tiga Pilar Budaya dan Perbup No. 18 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 10 Tahun 2020.

Terpisah anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Cianjur, Saep Lukman, yang juga menjadi pemateri kegiatan Temu Tokoh tersebut dalam paparannya menawarkan perlunya pembangunan daerah yang memanfaatkan kekayaan budaya.

“Budaya lokal bukan hanya warisan, tetapi juga aset strategis yang bisa menciptakan peluang ekonomi baru. Dengan integrasi ke sektor kreatif, budaya dapat menjadi motor penggerak pembangunan,” ungkap Saep.

Menurut dia, pembangunan berbasis budaya tidak hanya relevan tetapi juga mendesak untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berkarakter. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya sebagai aset strategis, Cianjur dapat menginspirasi dunia sekaligus menjaga jati dirinya sebagai “kota budaya” yang hidup dan berkembang.

Komitmen Ketua DPRD Kabupaten Cianjur dalam membawa aspirasi masyarakat ke arah yang lebih visioner, kata Saep, mencerminkan sikapnya yang selaras dengan upaya pemajuan kebudayaan.

“Kegiatan Temu Tokoh seperti ini menandai langkah awal dalam menciptakan kebijakan pembangunan berbasis budaya dimana tidak hanya sekedar melestarikan warisan budaya yang kita miliki tetapi juga mendorong inovasi dan kolaborasi, karenanya kegiatan seperti ini patut kita apresiasi,” pungkas Saep.

Asep R. Rasyid

Leave a Reply