WartaParahyangan.com
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar mengajak seluruh bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) dari Partai Golkar untuk terus bekerja dengan berbagai pendekatan guna memenangkan Pemilu 2024. Salah satunya caranya dengan memanfaatkan jejaring percakapan di Media Sosial (Medsos).
“Silahkan jika diperlukan foto saya ditempel pada Alat Praga Kampanye (APK) Bapak Ibu untuk mendukung kemenangan Golkar termasuk kemenangan Bapak dan Ibu sebagai caleg Golkar, dan ini sebagai salah satu ikhtiar, ‘da takdir mah moal pahili’ (sebab takdir itu tidak akan tertukar),” kata Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil saat menjadi pemateri pada Pendidikan Politik (Dikpol) dan Peningkatan Kapasitas Calon Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Partai Golkar di Hotel Lembang Asri, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (8/8/2023).
Disebutkan Kang Emil yang akan mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur Jabar pada 5 September 2023 mendatang itu, dirinya punya beragam pengalaman sejak pencalonan walikota Bandung hingga keberhasilannya menjadi Gubernur Jawa Barat yang bisa dijadikan rujukan. Salah satunya adalah tentang pemanfaatan media online dan media sosial.
“Salah satu cara terkenal itu ya kita harus aktif dan kegiatannya dapat diberitakan secara online. Ingat pemilih kita adalah pemilih usia muda yang senantiasa ingin serba instan termasuk dalam memperoleh informasi sehingga diharapkan setiap informasi bisa masuk ke hp,” papar Kang Emil.
Ia meminta para caleg Golkar rajin berkampanye dan semua kegiatannya bisa menjadi berita. Hal ini dalam rangka memudahkan para pemilih lebih mengenal para caleg termasuk mengetahui apa yang diperjuangkannya.
“Dalam politik jangan sampai ketika kita berbuat kebaikan tidak diberitakan. Bukan untuk sombong, tetapi semata-mata agar masyarakat mengetahui apa yang kita kerjakan. Pastikan nama kita semua selalu ada dalam berita,” ujarnya.
Kang Emil kemudian memberikan beberapa tip pendekatan kepada pemilih salah satunya adalah kampanye door to door.
“Wayahna dalam lima bulan ini mah (bersabarlah dalam lima bulan ini) sedikitnya tidurnya. Soalnya orang Sunda mah sagala rupa teh kudu paamprok jonghok (Sebab orang Sunda itu segala sesuatu itu harus bertemu muka),“ jelasnya dalam logat Sunda yang kental.
Kang Emil berharap setiap caleg Golkar memiliki target door to door dengan berbasis data by name by adress. Hanya kalau kita turun, pesan dia, harus konsisten dan cerdas dalam menentukan target.
“Pengalaman waktu Pilgub saya tidak sanggup datang ke seluruh wilayah Jabar karena wilayahnya sangat luas. Saya putuskan waktu itu turun semata-mata berdasarkan target data,” terang Kang Emil.
Ia juga meminta para caleg pintar-pintar membuat pemetaan, sehingga arah perjuangan dalam kampanye bisa lebih terukur dan efisien.
“Pake teori sepak bola, kalau kita bisa menang cukup 1-0 kenapa harus 12-0. Kalau kita menyembuhkan sesuatu cukup sesuai panyakitna. Jangan semua ‘dibalur’ (diobati). Kuncinya kita arus punya data akurat yang menjadi sumber suara,” tegasnya.
Basis data itu, kata Kang Emil, harus berdasar survei, baik survei oleh lembaga survei atau oleh sendiri dengan mengumpulkan data-data secara langsung, sehingga diketahui dimana kelemahan dan potensi kemenangan yang dimiliki.
“Sebagai politisi kita ini harus mampu membangun narasi yang baik, isue yang berkembang harus mampu dikemas dan dikelola, sehingga bisa menarik pemilih di manapun. Lebih jauh caleg harus mau turun ke jalan terutama ke anak muda. Asosiasikan dengan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai Golkar selama ini,” sebut Kang Emil.
Seperti pencapaian pembanguan infrastruktur di Jawa Barat kiranya bisa menjadi akselerasi dengan kebutuhan dan harapan pemilih.
”Di Cianjur misalnya Golkar telah memperjuangkan jalan tol hingga Padalarang. Lapangan pekerjaan, pertanian yang luar biasa, sehingga meskipun Jabar itu lahan sawahnya sedikit tapi berasnya banyak. Panennya melimpah. Itu sampaikan kepada masyarakat sebagai salah satu keberhasilan Golkar,” ungkap Kang Emil.
“Pembangunan transportasi publik di Bandung Raya telah menjadi prioritas. Sampaikan semua keberhasilan yang telah dilaksanakan, namun tetap mendengarkan hal-hal yang menjadi ‘kakeuheul’ (tidak nyaman) masyarakat yang harus kita perbaiki ke depan,” tutupnya.
Asep R. Rasyid