

WARTAPARAHYANGAN.COM
SUKABUMI — Pada hari Senin, 17 Februari 2020 ini, Pasangan H. Marwan Hamami dan H. Adjo Sardjono genap 4 (empat) tahun menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi. Karena, pada tanggal 17 Februari 2016 pasangan politisi dan mantan birokrat ini resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi di Gedung Merdeka Bandung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Namun saat proses Pilkada nya tahun 2015, pasangan Marwan dan Adjo ini dianggap tidak semulus yang diperkirakan. Prosesnya dianggap sangat panjang, berliku dan rumit

Karena, sekitar bulan Mei 2015, Marwan dan Adjo merupakan figur yang akan saling bersaing sebagai competitor calon terkuat Bupati Sukabumi. Saat itu, Marwan akan berpasangan dengan Herwan Nugraha, mantan ketua KONI sebagai calon Wakil Bupatinya. Sementara, Adjo yang didukung oleh Sukmawijaya, Bupati Sukabumi akan berpasangan dengan Yusup Aka Maulana, Sekretaris DPD PKS sebagai calon Wakil Bupatinya.
Tapi dengan terbitnya Surat Keputusan DPP PKS pada bulan Juni 2015 yang menetapkan Totong Suparman, ketua DPD PKS Kab. Sukabumi sebagai calon Bupati Sukabumi, semuanya membuyarkan rencana tersebut. Begitu pun, Herwan Nugraha yang semula akan berdampingan dengan Marwan, Herwan memilih mengundurkan diri karena lebih focus ke bidang bisnisnya dari pada menjadi calon Wakil Bupati.
Pada Selasa pagi diawal bulan puasa, tanggal 23 Juni 2015, posisi Adjo masih sebagai Sekretaris Daerah (Sekda), menghadap Sukmawijaya di Pendopo. Dalam acara curhat yang panjang di gedung Negara itu, Adjo menjelaskan, akan mencari jalan sendiri dan tetap akan bertarung di Pilkada. Usai menghadap Sukmawijaya, Adjo langsung berangkat menuju jalan Otista Baros ke kediaman Marwan untuk bersilaturahmi.

Kedatangan Adjo kerumah Marwan, memang sangat ditunggu. Adjo disambut mesra oleh Marwan, oleh jajaran partai Golkar, oleh jajaran pengurus Partai Demokrat, dan para pengurus partai Hanura. Hasil silaturahmi pada hari itu menetapkan secara bulat bahwa Adjo akan berpasangan dengan Marwan. Namun tidak diputuskan apakah Adjo sebagai calon Bupati dan Marwan sebagai calon Wakil Bupati, atau sebaliknya.
Hal ini karena, kemesraan Marwan dan Adjo saat itu, bertolak belakang dengan masing-masing Tim Sukses-nya. Karena, tim pendukung Adjo tetap minta bahwa Adjo bukan calon Wakil Bupati. Tapi harus jadi calon Bupati. Calon Wakil Bupatinya adalah Marwan. Begitu pun tim pendukung Marwan yang mayoritasnya adalah para pengurus partai Golkar, dan partai Demokrat tetap satu kata, Marwan adalah calon Bupati.
Untuk menghentikan kegaduhan itu, akhirnya Marwan dan Adjo menanda tangani sebuah kesepakatan yang disaksikan kedua belah pihak tim. Namun isi kesepakatan itu dianggap tidak jelas, sumir dan abu-abu, alias tidak jelas warnanya. Bahkan hasil kesepakatan itu tidak sempat diumumkan kepada tamu yang hadir, bahwa Siapa yang menjadi calon Bupati dan Siapa yang akan menjadi calon Wakil Bupati.
Kemudian pada 12 Juli 2015 masih dirumah Marwan di Otista Baros, Marwan- Adjo menyelenggarakan acara buka bersama yang dihadiri oleh dua kubu Tim Suksesnya. Dan diputuskan bahwa, Marwan sebagai calon Bupati dan Adjo sebagai calon Wakil Bupati, serta minta dukungan kepada semua tamu yang hadir.
Kaitan Adjo yang telah digadang-gadang sejak awal sebagai calon Bupati akhirnya menjelaskan bahwa, bila berpasangan dengan Marwan, Adjo siap menjadi calon Wakil Bupati. Alasannya sederhana, Marwan adalah ketua DPD Partai Golkar yang yang telah mendapat dukungan dari Partai Demokrat sebagai calon Bupati. Pada saat Marwan menjadi Wakil Bupati tahun 2005-2010, Adjo masih menjabat sebagai Kabag Tapem di Setda. “Piraku teuing abdi kedah ngaluhuran pak Marwan. Beliau pan kantos janten pimpinan abdi. “kata Adjo merendah.
Dipatenkannya Marwan menjadi calon Bupati dan Adjo sebagai Wakilnya, mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk dari partai politik. Yang semula hanya partai Golkar dan partai Demokrat, saat itu PPP, PKB dan partai Gerindra pun ikut mendukungnya.
Kemudian, pada Minggu (26/07) pasangan ini resmi mendaftar ke KPU. Proses acara pendaftaran diawali dengan acara deklarsi di halaman GOR Cisaat dihadiri ribuan massa pendukung dari lima partai pengusung yaitu simpatisan dan kader Partai Golkar, Partai Demokrat,PKB, PPP dan Partai Gerindra, serta para relawan.
Marwan Merasa Bangga Berpasangan dengan Adjo

Saat itu, Marwan menegaskan, tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa berdampingan dengan seorang H. Adjo Sardjono, mantan birokrat yang syarat dengan pengalaman, serta rekam jejak yang luar biasa sebagai mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi. Demikian dikatakan Marwan yang membanggakan sosok Adjo Sardjono saat orasi politiknya di acara deklarasi pada Minggu, 26 Juli 2015 di halaman GOR Cisaat.
Begitu juga, bisa berdiri dihadapan para pemimpin dan jajaran partai politik, alim ulama, tokoh masyarakat, berbagai organisasi kemasyarakatan, dan ditengah tengah ribuan pendukung dan simpatisan yang tidak pernah mengenal lelah memberi dorongan moril untuk berbuat terhadap Kabupaten Sukabumi.
“Kita semua tahu, Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas se-Jawa dan Bali. Untuk itu bukan perkara mudah untuk menyelesaikan persoalan dan membangun Kabupaten Sukabumi. Tidak bisa saya seorang diri, tapi tentunya saya butuh partner. Butuh pendamping yang kuat dan tentunya paham mengenai kondisi Kabupaten Sukabumi. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya saya menemukan sosok yang tepat untuk menjadi pendamping saya. Beliau adalah Bapak Drs. H. Adjo Sardjono, MM. Beliau merupakan sosok yang tepat, karena beliau seorang Birokrat ulung, pemikir yang religius, santun namun progressif. “kata Marwan.
Dalam kontek kepemimpinan politik dan pemerintahan, Marwan menyampaikan sudut pandang bahwa, seorang pemimpin tidak boleh cengeng, jangan mengeluh, apalagi mengatakan didzolimi. Karena, jika seorang pemimpin hanya bisa berkeluh kesah, kepada siapa rakyat harus mengadu dan mencari perlindungan.
“Jika mandat dan kepercayaan rakyat diberikan kepada saya dan pak Adjo, saya akan menerima dan melaksanakan amanah tersebut. Namun dengan suatu catatan, semua pihak harus bekerja sama dan sama-sama bekerja. Karena saya dengan pak Adjo bukan apa-apa tanpa dukungan serta bantuan dari seluruh elemen masyarakat Kabupaten Sukabumi. Dengan mengucapkan Bismillaah Hirahman Nirahim. Dengan ridlo Allah SWT, saya siap maju menjadi calon Bupati Sukabumi berdampingan dengan pak Adjo sebagai calon Wakil Bupatinya. “tuturnya.
Diakhir orasinya, Marwan mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Gerindra, PKB, dan PPP yang telah memberikan kepercayaan sebagai partai pengusung dalam bangunan koalisi partai yang dipenuhi nilai-nilai idealisme. “Termasuk ucapan terima kasih kami kepada para relawan yang tidak pernah henti memberikan kontribusi positif dalam upaya memenangi kontestasi politik di Pilkada Kabupaten Sukabumi 2015,“pungkasnya.
Seperti diketahui, Pilkada serentak pada 9 Desember 2015, dengan hasil rapat Pleno KPU Kab. Sukabumi Kamis, 17 Desember 2015 di Hotel Inna Samudra menetapkan, pasangan nomor urut 2, H. Marwan Hamami dan H. Adjo Sardjo menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi terpilih periode 2015-2020 denganmeraih 500.889 suara yang sah atau sebesar 50,45 persen. Sementara nomor urut 1, pasangan Totong Suparman-Adho Murtado meraih 215.306 suara atau 21,69 persen, dan pasangan nomor urut 3, Jajuli Iman meraih 276.583 suara atau 27,86 persen.
–UJANG S. CHANDRA-